Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 04 Januari 2022 | 09:44 WIB
Massa aksi membakar ban dan baju honorer di halaman Kantor Bupati sebagai bentuk protes atas kebijakan Bupati Meranti Muhammad Adil tak memperpanjang kontrak tenaga honorer, Senin (3/1/2022). [ANTARA/Rahmat Santoso]

SuaraRiau.id - Kantor Bupati Meranti digeruduk massa gabungan masyarakat Laskar Muda Melayu Riau (LM2R), Aliansi Peduli Honorer Meranti dan Forum Pemuda Perjuangan Pemekaran Meranti, Senin (3/1/2022).

Aksi massa tersebut merupakan bentuk protes kebijakan Bupati Meranti yang tidak memperpanjang kontrak pegawai honorer yang habis tahun ini.

Unjuk rasa ini pun diwarnai dengan pembakaran ban, baju honorer, dan ID card sebagai bentuk protes atas kebijakan yang dibuat Bupati Meranti M Adil yang meminta OPD tidak memperpanjang masa kontrak terhadap honorer.

Mengutip Antara, pada spanduk yang mereka bawa, terlihat foto Bupati Adil dengan sebelah mata ditutup warna hitam.

Menariknya, massa aksi juga membawa 'pocong' sebagai ilustrasi mengutuk kebijakan Bupati yang dinilai telah menzolimi masyarakat.

"Surat edaran bukan solusi untuk negeri kita yang dominan pengangguran. Pocong ini menandakan betapa matinya negeri yang kita cintai ini," sebut koordinator aksi, Jefrizal di depan para pejabat Kepulauan Meranti yang keluar dari kantor merespons massa aksi.

Jefrizal mengatakan, aksi yang mereka laksanakanitu sama sekali tidak ada kepentingan. Aksi ini murni atas rasa terpanggil akan nasib tenaga honorer (Non PNS).

"Jika kami dirumahkan, bagaimana nasib keluarga kami, nasib anak-anak kami, anda dipilih bukan dilotere. Hargai suara rakyat yang telah menjadikan anda orang nomor satu di Meranti," teriak salah seorang perempuan peserta aksi.

Massa aksi meminta Bupati Adil keluar dan menemui mereka. Namun, setelah berjam-jam di halaman kantor tersebut, Bupati Adil tak kunjung keluar.

Yang menemui massa aksi hanya Pj Sekda Bambang Suprianto, Asisten I Irmansyah, Asisten III Sudandri, Sekretaris BKD Bakharuddin, dan beberapa pejabat lainnya.

Massa aksi hanya meminta pejabat ini mendengar apa yang menjadi suara hati mereka. Massa sama sekali tak memberi kesempatan Sekda Bambang menjawab saat itu. Sebab, menurut Jefrizal, percuma diberikan kesempatan berbicara, pejabat yang menemui mereka tak juga bisa memutuskan untuk membuat kebijakan.

Tak berselang lama, Sekda Bambang dan rombongan pun langsung meninggalkan massa, lalu kembali ke kantor.

Bupati Adil ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa pada Senin (3/1/2022) sedang berada di Pekanbaru dalam acara serah terima jabatan Kapolda Riau. (Antara)

Load More