Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 15 Desember 2021 | 11:47 WIB
Komut PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama bersama dengan Komisaris dan Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial, Direktur Pengembangan-Produksi Subholding Upstream Pertamina Taufik Aditiyawarman dan Dirut PHR Jaffee A Suardin. [Dok PHR]

Menjawab tantangan tersebut, tim teknis dari Subholding Upstream, WK Rokan, WK Jambi Merang, dan WK Prabumulih berkolaborasi dengan metode agile scrum.

Metode tersebut merupakan sebuah kerangka kerja yang mengedepankan kecepatan dan fleksibilitas dalam menyelesaikan permasalahan. Hasilnya, tim teknis tersebut berhasil mewujudkan tahap pertama hanya dalam tempo dua bulan.

Perluasan digitalisasi dilakukan dengan pendekatan konsep “Software as a Service” (SaaS), dimana IODSC WK Rokan bertindak sebagai hub atau pusat kegiatan dalam menerima dan mengolah data kinerja peralatan dan data sumur produksi yang dikirimkan oleh WK Jambi Merang dan WK Prabumulih.

Metode SaaS ini dinilai paling efisien dan efektif baik dari sisi biaya dan waktu dengan mengoptimalkan fasilitas dan keberhasilan digitalisasi yang sudah ada.

Kolaborasi di antara WK migas Pertamina diharapkan dapat memperkuat standarisasi dan optimalisasi penerapan teknologi digital di seluruh regional di bawah Subholding Upstream Pertamina.

Di WK Rokan, fasilitas IODSC merupakan sumber informasi atau 'big data' berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan. Setiap hari ada sekitar 0,5 terabyte data yang masuk dan diolah menjadi informasi berharga untuk membantu pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

Dari penerapan digitalisasi di WK Rokan tersebut setidaknya ada empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan dan penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi minyak hingga sekitar 45 persen.

Selain itu optimalisasi keandalan fasilitas produksi meningkat hingga 97,6 persen serta peningkatan efisiensi.

Load More