SuaraRiau.id - Sejak Afghanistan dikuasai kelompok Taliban, banyak cerita miris yang terungkap dari warganya. Baru-baru ini, ada kisah keluarga bersembunyi di ruang bawah tanah demi melindungi diri.
Mereka berhasil lolos dari buruan Taliban. Laki-laki 32 tahun itu pernah bersembunyi bersama adik laki-lakinya sejak pertengahan Agustus lalu.
Mereka melewati hari dengan membaca, berdoa, dan keluar hanya untuk mencari makan ketika itu. Satu-satunya yang membuat mereka terhubung dunia luar adalah telepon genggamnya.
Keluarga tersebut berusaha menghindari tempat-tempat umum dengan bersembunyi di sebuah ruangan kecil di gang belakang, wilayah padat penduduk di Kabul.
Mereka tidur di lantai dengan jendela tertutup. Keluarga itu takut mati di tangan Taliban, seperti ayahnya bertahun-tahun silam.
“Mereka bisa saja memenggal kepala kami atau membunuh kami dengan cara yang paling brutal. Mereka ahli dalam hal itu” ujar Ahmed dikutip Terkini.id--jaringan Suara.com, Senin, (11/10/2021).
“Kami akan duduk dalam kegelapan, sama sekali tidak bergerak, takut menggerakkan otot.” katanya lagi, setiap kali suara-suara dari luar terdengar
Mengutip CNN, Ahmed sempat melarikan diri ke Kabul pada awal Agustus lalu. Saat Taliban belum memasuki ibu kota dan menguasai kota-kota di Afghanistan, Ahmad merasakan betul teror.
Dua hari sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban, ia bergegas mengemas tas dan menumpang bus menuju ibu kota Afghanistan.
Ahmed khawatir seseorang di kota barat laut Mazar-i-Sharif, tempat keluarganya tinggal, menyeretnya ke Taliban.
Ia menyebut merasa akan lebih aman sebagai laki-laki gay di Kabul. Namun beberapa hari kemudian, kota itu jatuh ke tangan Taliban.
Ahmed juga menyadari perlakuan Taliban terhadap minoritas di Afghanistan.
Dalam pernyataan publik pada bulan Juli, seorang hakim Taliban mengatakan hanya ada dua hukuman untuk homoseksualitas yakni rajam atau dihancurkan di bawah tembok yang dirobohkan.
Penyelidikan baru-baru ini yang dilakukan Amnesty International menemukan Taliban pada akhir Agustus mengeksekusi 13 orang etnis Hazara, yang sebagian besar adalah anggota Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan.
Sebagai etnis Hazara, Ahmed mencoba menyembunyikan wajahnya di depan umum. Mereka biasanya memiliki ciri khas wajah Asia Timur dan Tengah dengan warna kulit lebih terang dan mata yang khas, yang berbeda dari kebanyakan orang Afghanistan. Kelompok itu sebagian besar beraliran Syiah, sementara mayoritas penduduk beraliran Sunni.
Berita Terkait
-
Mark Rutte: Anggota Kerajaan Belanda Kini Diizinkan Menikah Sesama Jenis
-
Menderita Sejak Dikuasai Taliban, G20 Sepakat Beri Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan
-
Aksi Jahit Mulut Imigran Afghanistan di Riau, Minta Dipindah ke Negara Lain
-
Ledakan Bom di Masjid Afghanistan, Seorang Pemimpin Taliban Tewas
-
Cara Taliban Hilangkan Perilaku Korup Lewat Hukum Syariah di Afghanistan
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
5 Mobil Toyota Bekas Selain Avanza, Fungsional dan Efisien untuk Keluarga
-
Viral Video Bernarasi Debt Collector Lepaskan Tembakan di Pekanbaru, Ini Kata Polisi
-
10 Mobil Kecil Bekas Murah untuk Pemula: Muat 4 Orang, Mudah Dikendalikan
-
Libur Panjang Anti Khawatir, BRI Optimalkan 1,2 Juta BRILink Agen hingga Super Apps BRImo
-
UMK Dumai Tertinggi di Riau 2026, Disusul Bengkalis dan Siak