Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 23 Juli 2021 | 09:44 WIB
Tangkapan layar video jemaah sebut kematian itu bukan ada di masjid, tapi di rumah sakit. [Twitter/Ana_khoz]

SuaraRiau.id - Pandemi Covid-19 melanda belahan dunia setahun lebih ini mengakibatkan banyak korban jiwa. Bahkan, kasus Covid-19 di Indonesia beberapa waktu belakangan ini melonjak.

Penerapan pembatasan aktivitas warga pun dilakukan pemerintah dengan menerapkan PPKM. Dalam penerapannya sejumlah kegiatan masyarakat dibatasi mulai aktivitas ekonomi hingga peribadatan.

Semua hal tersebut dilakukan agar, penyebaran Covid-19 bisa ditekan. Hal yang kontra dengan pembatasan aktivitas pun kerap muncul di pemberitaan termasuk media sosial.

Baru, baru ini, potongan video yang menunjukkan sejumlah jemaah masjid menyebut bahwa Covid-19 hanya muncul di rumah sakit (RS) beredar di media sosial.

Tak hanya itu, jemaah masjid dalam tayangan video tersebut juga menyebut bahwa kematian akibat virus tersebut tidak pernah ada di masjid.

Video jemaah menyebut kematian akibat Corona hanya muncul di RS itu viral usai diunggah pengguna Twitter Ana_khoz.

Video akun tersebut kemudian dibagikan ulang Ferdinand Hutahaean, seperti dilihat pada Kamis 22 Juli 2021.

Dalam narasi cuitannya, netizen itu menyenggol aparat Kepolisian terkait video jemaah masjid menyinggung soal virus Corona tersebut.

“Pak polisi ada yang mau borong materai,” cuit netizen Ana_khoz dilansir dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat (23/7/2021).

Dilihat dari video itu, tampak seorang pria perwakilan jemaah tersebut meminta kepada umat Islam agar jangan pernah mau dilarang pemerintah untuk salat di masjid.

“Saya berharap kepada umat Islam semua jangan pernah mau anda semua dilarang untuk salat (di masjid), salat Jumat, salat Id,” ujar perwakilan jemah masjid itu.

Ia pun meminta kepada umat Islam agar tak takut dengan kematian lantaran hal itu menurutnya sudah merupakan kepastian yang tidak dapar diundur ataupun dimajukan.

“Mengapa harus takut dengan kematian? Kematian itu tidak bisa diundur atau dimajukan, kematian itu adalah kepastian,” tuturnya.

Selain itu, jemaah pria tersebut menekankan bahwa kematian akibat virus Corona hanya muncul di RS dan tidak pernah terjadi di masjid.

“Kematian itu bukan ada di Masjid. Corona hanya muncul dan ada di rumah sakit. Corona tidak ada di masjid, tidak pernah ada orang meninggal corona di masjid,” ujarnya dalam video.

Selanjutnya, jemaah pria itu mengaku siap dipenjara lantaran pengakuannya soal kematian Corona hanya ada di RS tersebut. Ia pun juga siap dihukum akibat melanggar aturan PPKM yakni salat berjemaah di masjid.

“Kalaupun saya salat (di masjid) harus dipenjara, saya yang jadi tumbalnya untuk dipenjara, karena saya melanggar PPKM. Saya tidak mau dilarang hanya karena aturan-aturan yang tidak jelas,” ungkap dia.

Load More