SuaraRiau.id - Albert Einstein rupanya pernah memprediksi soal runtuhnya Israel. Prediksi akhir fisikawan berpengaruh di dunia itu terungkap melalui surat khusus yang begitu singkat.
Surat Albert Einstein secara khusus tersebut ditulis pada April 1948, kurang dari 24 jam setelah berita tentang pembantaian Deir Yassin di Yerusalem Barat.
Ada sekitar 120 teroris dari Begin’s Irgun dan Stern Gang, memasuki desa Palestina dan membantai antara 100 dan 250 pria, wanita dan juga anak-anak.
Prediksi Albert Einstein itu bermula saat dirinya diminta untuk membantu mengumpulkan dana sel-sel teror Zionis.
Dalam artikel Middle East Monitor yang ditulis Yvonne Riddley, menurut pengakuan Einstein tahun 1938 atau tepatnya sepuluh tahun sebelum Israel mendeklarasikan kemerdekaanya, dirinya menggambarkan pembentukan Israel yang diusulkan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan sifat mendasar Yudaisme.
Einsten dan beberapa intelektual Yahudi terkenal mengungkapkan bahwa melihat kekurangan dan garis patahan pada 1946 ketika ia berbicara kepada Komite Penyelidikan Anglo-Amerika tentang masalah Palestina. Ia tidak mengerti mengapa Israel dibutuhkan.
“Saya percaya itu buruk,” ujar fisikawan asal Jerman tersebut kala itu dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Senin (7/6/2021).
Pada 1948, ia dan sejumlah akademisi Yahudi mengirim surat ke New York Times. Surat tersebut berisi sebuah protes atas kunjungan Menachem Begin ke Amerika.
Mereka mengecam Partai Begin’s Herut (Kebebasan), menyamakannya dengan partai politik yang sangat mirip dalam organisasi, metode, filosofi politik, dan daya tarik sosialnya kepada Partai Nazi dan Fasis.
Partai Begin’s Herut adalah partai nasionalis sayap kanan yang kemudian menjadi Likud yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel.
Sebagai pemimpin kelompok teroris Zionis Irgun, Begin dicari karena kegiatan teroris melawan otoritas Mandat Inggris.
Bahkan, ketika dia menjadi Perdana Menteri Israel (1997-1983) dia tidak pernah berani mengunjungi Inggris. Dia masih dalam daftar orang yang paling dicari.
Menjelang kelahiran Israel yang diiringi dengan kekerasan membuat Einstein muak. Hal tersebut diduga menjadi alasan utama Einstein menolak tawaran untuk menjadi presiden Israel.
Tawaran tersebut Einstein dapatkan pada tahun 1952, oleh Perdana Menteri pendiri negara bagian, David Ben-Gurion.
Einstein menolaknya dengan sopan. Dirinya percaya bahwa peran tersebut akan bertentangan dengan hati nuraninya sebagai seorang pasifis, orang yang menentang adanya perang.
Selain itu jika peran tersebut ia terima, sudah dipastikan akan pindah ke Timur Tengah dari rumahnya di Princeton, New Jersey.
Surat tersebut diketik Einstein yang ditujukan kepada Shepard Rifkin, Direktur Eksekutif American Friends of the Fighters for the Freedom of Israel, yang berbasis di New York.
Kelompok ini awalnya diluncurkan untuk mempromosikan ide-ide anti-Inggris dari Stern Gang dan mengumpulkan uang di Amerika untuk membeli senjata untuk mengusir Inggris dari Palestina.
Rifkin telah diberitahu oleh Benjamin Gepner, seorang komandan mengunjungi AS, untuk mendekati Einstein untuk bantuannya.
Setelah pembantaian Deir Yassin, Rifkin menerima jawaban yang luar biasa dari fisikawan asal Jerman tersebut.
Jawaban yang dibuat oleh Einstein singkat hanya dalam 50 kata:
Yang terhormat,
Ketika malapetaka nyata dan terakhir harus menimpa kita di Palestina, yang pertama bertanggung jawab untuk itu adalah Inggris dan yang kedua bertanggung jawab untuk itu organisasi teroris membangun [sic] dari barisan kita sendiri. Saya tidak ingin melihat siapa pun berkaitan dengan orang-orang yang disesatkan dan kriminal itu.
Hormat kami,
Albert Einstein.
Berita Terkait
-
Hizbullah-Israel Damai, Erdogan: Kami Akan Bantu Hentikan Pembantaian di Gaza
-
Hizbullah-Israel Sepakat Berdamai, Lebanon Langsung Jaga Perbatasan dengan Suriah
-
Sambut Gencatan Senjata Hizbullah-Israel, Hamas : Jangan Sampai Netanyahu Hancurkan Lebanon
-
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Peringatan bagi Negara Sekutu Israel
-
Hampir 1 Juta Warga Lebanon Mengungsi, PBB Dukung Gencatan Senjata dengan Israel
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Ingat! Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik 10 Persen Hanya Berlaku Hingga 3 Januari
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
Terkini
-
Inovasi E-Break, PHR Hemat Biaya Produksi Balam South Rp29 Miliar
-
Hari Pencoblosan, KPU Riau Ungkap Larangan untuk Pemilih dan Lembaga Survei
-
Intip Snack Emping Jagung Nasabah PNM Mekaar yang Diborong Wapres Gibran
-
Jaga Keamanan Masa Tenang Pilkada, Polres Siak-Instansi Terkait Patroli Skala Besar
-
Hari Guru, Begini Jejak Kisah Guru di Balik Kesuksesan Para Engineer PHR