Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 27 April 2021 | 13:24 WIB
Ayah dan ibu salah seorang prajurit KRI Nanggala-402 yang gugur Sertu Bah Yoto Eki Setiawan menunjukkan foto anaknya dan menantunya. Orangtuanya merupakan warga Siak, Riau [Ist]

SuaraRiau.id - Gugurnya Sertu Bah Yoto Eki Setiawan di kapal selam KRI Nanggala-402 di Perairan Bali meninggalkan kisah tersendiri bagi keluarganya.

Ayah kandungnya, Kris Handoko sampaikan bahwa sosok Eki adalah putra yang mandiri. Sejak Kris Handoko dan Surtini berpisah, Eki ikut ibu kandungnya Surtini tinggal di Jawa.

Ayah Sertu Eki Setiawan, Kris Handoko yang akrab dipanggil Marno Kumis kini menetap di Dusun Sri Mersing, Kampung Jati Baru, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau.

"Eki anak yang mandiri, bahkan tak jarang menelfon adiknya untuk mengajari prinsip hidup mandiri," ungkap Marno Kumis.

Kata Marno Kumis, pertemuannya dengan Eki pada November 2020 waktu itu menjadi pertemuan terakhir dengan putra sulungnya.

Mendiang Sertu Bah Yoto Eki Kurniawan bersama istri. [Facebook]

"Bulan November 2020 itu Eki nikah, saya ke Jawa dan itu ternyata pertemuan saya terakhir dengannya," kata Kris Handoko.

Kata Kris Handoko tidak ada firasat apa-apa sebelum kepergian Sertu Eki Setiawan untuk selamanya.

"Tidak ada firasat apa-apa, dan saya sudah ikhlas," kata Dia.

Akan tetapi, lanjutnya, sebelumnya Eki mengirimi adiknya di Siak sepatu olahraga Angkatan Laut (AL).

"Itu terakhir dia kontak ke keluarga, tapi ke adiknya," tambahnya.

Biasanya, kata Kris Handoko, setiap akan bertugas Eki selalu pamit dengan dirinya dan selalu berpesan jangan berharap Eki kembali.

"Pak, saya mau bertugas. Jangan berharap Eki kembali ya. Begitu selalu Eki berpesan kepada saya," kenang Marno Kumis.

Dua kali ke Siak
Pada 2014, Eki magang di Batam, saat itulah dia singgah ke Siak. Selanjutnya, selesai magang Eki pun kembali singgah lagi ke Siak untuk pamit ikut tes TNI AL kepada ayahnya.

“Segala izinnya dari orangtua, kami yang mempersiapkannya bersama Rakip, mantan Kades (Penghulu) Jatibaru,” jelas Kris Handoko.

Semua berjalan lancar, dia lulus tanpa ada hambatan. Dan dia dinas di Kapal Selam Nanggala-402.

Begitulah gigihnya Eki ingin menjadi seorang prajurit datang ke Kabupaten Siak untuk meminta restu sang ayah.

“Tahun 2014 Eki datang ke Siak, meminta izin ke saya untuk masuk TNI. Saya izinkan, alhamdulillah langsung lolos 2015. Semua persyaratannya juga diurus dari sini,” kata Pak Marno.

Saat Eki meminta izin untuk masuk TNI AL, lanjut Pak Marno, di situ keteguhannya bermula dengan memberi izin dan memberi kerelaan terhadap apapun yang akan terjadi.

“Karena saya izinkan, ya saya harus siap dengan apapun setelah izin itu saya berikan,” ungkapnya.

Diketahui, Sertu Bah Yoto Eki Kurniawan sebelum bergabung dan menjadi seorang Angkatan Laut (AL) merupakan siswa dari SMK Pelayaran Yos Sudarso Cilacap.

"Saya mengunjungi Eki ketika Ia SMK. Saya berkunjung bersama anggota DPRD Siak Pak Rakip," terang Kris Handoko.

Sebelumnya, suasana duka menyelimuti kediaman keluarga Kris Handoko yang akrab disapa Marno Kumis dan istrinya Rusini di Dusun Sri Mersing, Kampung Jati Baru, Kecamatan Bunga Raya, Siak, Riau.

Kesedihan itu bermula saat pemerintah menetapkan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 gugur dan di Perairan Bali.

Anak mereka Sertu Bah Yoto Eki Setiawan turut gugur dalam insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 itu.

"Kami keluarga sangat kehilangan Eki. Mohon Doanya ya," ucap ayah Sertu Bah Yoto Eki Setiawan, Kris Handoko dengan suara menahan tangis melalui telfon seluler.

Kontributor : Alfat Handri

Load More