Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 27 April 2021 | 08:00 WIB
Mendiang Sertu Bah Yoto Eki Kurniawan bersama istri. Eki Kurniawan merupakan salah satu prajurit KRI Nanggala-402 yang hilang kontak dan dinyatakan tenggelam. [Facebook]

SuaraRiau.id - Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Kalimat sederhana itu menggambarkan sosok Sertu Bah Yoto Eki Kurniawan yang dinyatakan gugur di Kapal Selam KRI Nanggala-402 di Perairan Bali beberapa waktu lalu.

Sosok putra tunggal dari pasangan Kris Handoko dan Surtini itu lahir di Cilacap Kecamatan Cipari pada tahun 1994.

Orangtua Eki, Kris Handoko dan Surtini sudah pisah sejak usianya memasuki 3 tahun. Lalu, Ayahnya berangkat ke Siak, Provinsi Riau, tinggal di Dusun Sri Mersing, Kampung Jatibaru, Kecamatan Bungaraya .

Pak Marno menikah lagi dengan Kuswanti yang sudah memiliki dua anak, dan dari pernikahan Marno dan Kuswanti mereka juga dikaruniai tiga anak.

Sementara Eki dan ibu kandungnya tinggal di tanah Jawa.

Disampaikan Kris Handoko yang akrab dipanggil Marno Kumis, tak ada firasat aneh saat kepergian Eki. Namun, biasanya setiap akan pergi dinas Eki selalu saja berpamitan kepada dirinya.

Ayah dan ibu salah seorang prajurit KRI Nanggala-402 yang gugur Sertu Bah Yoto Eki Setiawan menunjukkan foto anaknya dan menantunya. Orangtuanya merupakan warga Siak, Riau [Ist]

Tapi, kata Marno, kali ini Ia sama sekali tidak berpamitan. Cuma saja, Eki mengirimkan sepatu untuk adiknya yang tinggal bersama ayahnya di Kabupaten Siak.

“Biasanya kirim baju buat saya kerja. Beberapa waktu sebelum bertugas tiba-tiba ngirim sepatu buat adiknya di sini. Itu yang saya heran,” jelas Marno.

Ternyata, lanjutnya, usai mengirimkan sepatu itu menjadi komunikasi terakhir antara Pak Marno dengan Sertu Yoto Eki Setiawan.

"Ketika sepatu sampai, dikabarkan kapal selam pun dikabarkan hilang," jelasnya.

Sepatu olahraga AL itu diberikan Eki untuk adiknya Thomas Probowo yang saat ini duduk di kelas XII SMAN 1 Bungaraya.

“Apakah sepatu itu sebagai firasat, entahlah, saya tidak bisa menduga. Tapi yang pasti kami sangat kehilangan. Dan bagi adiknya dari lain ibu, Eki merupakan inspirasi,” tutur Kris Handoko.

Sebelumnya, Suasana mengharu biru terjadi di rumah kediaman keluarga Kris Handoko yang akrab disapa Marno Kumis dan istrinya Rusini di Dusun Sri Mersing, Kampung Jati Baru, Kecamatan Bunga Raya, Siak, Riau.

Kesedihan itu bermula saat pemerintah menetapkan 53 awak kapal selam Nanggala 402 gugur dan di Perairan Bali.

Anak mereka Sertu Bah Yoto Eki Setiawan turut gugur dalam kapal selam Nanggala 402 itu.

"Kami keluarga sangat kehilangan Eki. Mohon Doanya ya," ucap ayah Sertu Bah Yoto Eki Setiawan, Kris Handoko dengan suara menahan tangis melalui telfon seluler.

Diceritakan Kris Handoko, dirinya tidak mendapat firasat apa-apa atas peristiwa yang menimpa putra sulungnya itu.

"Biasanya setiap mau naik kapal, Eki pasti nelfon dan selalu bilang jangan berharap Eki kembali," kenang Marno Kumis terhadap anaknya Sertu Bah Yoto Eki Setiawan.

Diketahui, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali. Setelah beberapa hari kemudian, kapal tersebut dinyatakan tenggelam dengan keadaan bagian kapal terbelah.

Seluruh awak dinyatakan gugur, termasuk Sertu Bah Yoto Eki Setiawan.

Kontributor : Alfat Handri

Load More