SuaraRiau.id - Bangunan rumah kapitan di Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir adalah salah satu warisan budaya yang masih tersisa.
Bangunan dengan perpaduan arsitektur tradisional Tionghoa dan Melayu ini masih berdiri tegak berdiri meskipun telah dimakan usia.
Rumah kapitan terletak di pertengahan tiga jalan yakni jalan Sumatera, Jalan Pahlawan, dan jalan Mawar kota Bagansiapiapi, lokasi itu kerap kali dikunjungi wisatawan hingga kini.
Apalagi saat perayaan hari-hari besar di daerah berjuluk kota ikan tersebut, jaraknya sekitar 25 meter dari belakang kelenteng Ing Hok Kiong. Hanya berjalan sebentar di sebuah gang kecil, bangunan itu sudah bisa dilihat.
Bangunan kuno ini dibangun pada abad ke-19, rumah kapitan ini memiliki sejarah penting, khususnya menyangkut sistem kekuasaan Opsir (Kapitan) Tionghoa semasa berkuasa di Bagansiapiapi.
Salah satu yang menjadi daya tarik bangunan ini adalah piano kuno yang dibuat di tahun 1920 produksi Zeitter and Winkelmann dari kota Braunschweig, Jerman. Dan menurut catatan Pabrik piano ini sudah hancur saat perang dunia ke-2 yang dibom oleh sekutu.
Adapun beberapa peninggalan kapitan yang menarik lainnya adalah, ornamen seperti tempat tidur, foto-foto maupun patung.
Seorang wisatawan dari Kota Pekanbaru, Yudi (40) yang ditemui di lokasi menyebut bahwa bangunan dengan corak tradisional Tionghoa dan Melayu ini sangat berkesan.
Makanya, saat mengunjungi kota Bagansiapiapi, ia tak menyia-nyiakan waktu untuk bisa berkunjung ke situs sejarah yang masih terawat ini.
"Bangunannya masih kokoh, ada nilai-nilai sejarahnya. Semoga bisa tetap dilestarikan," katanya, beberapa waktu lalu.
Ia berharap, bangunan rumah kapitan tersebut dapat tetap dirawat dan dilestarikan agar masyarakat Riau mengetahui sejarah yang ada di daerah tersebut.
Dalam sejarahnya, warga Tionghoa sudah bermukim di Bagansiapiapi sejak tahun 1860. Kota Bagansiapiapi sempat mengalami masa kejayaan, sehingga pada awal abad 19 Bagansiapiapi menjadi penghasil ikan nomor 2 di dunia setelah Norwegia.
Rumah Kapitan sendiri, dibangun oleh Kapitan Cina pertama di Bagansiapiapi sekitar akhir abad ke-19. Kapitan merupakan sebuah jabatan yang dibentuk oleh Pemerintah Kolonial untuk menjadi semacam kepala suku bagi orang-orang Cina.
Numenklatur jabatan ini umum ditemukan di berbagai kota yang dihuni oleh banyak warga Cina. Hal itu memberi petunjuk bahwa Pemerintah Kolonial membuat pengecualian untuk tata kelola kependudukan pada wilayah-wilayah administratif yang telah mereka bentuk.
Dirilis oleh situs resmi Kemendikbud, Kapitan Cina pertama di Bagansiapiapi bernama Ng (Oey) I Tam. Ng Itam berasal dari Bukit Batu, sebuah daerah kecil di Kabupaten Bengkalis. Ng I Tam tidak bermigrasi langsung ke Bagansiapiapi.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Pro Kontra soal Tanjak Keanu Angelo, Ini Kata Pecinta Pakaian Melayu
-
Keanu Angelo Minta Maaf soal Tanjak lewat Video, Ngaku Tak Diingatkan
-
Maklumi Gaya Busana Tanjak Keanu Angelo, Sikap LAM Pekanbaru Dikritik
-
Wajib Dikunjungi, Inilah Rekomendasi 5 Tempat Wisata Sejarah di Siak
-
Curi Ikan di Kepulauan Arwah Rokan Hilir, Dua Kapal Malaysia Ditangkap
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
Terkini
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
Pemprov Riau Tunda Bayar Rp1,7 Triliun, Begini Respons Gubri Wahid
-
Kronologi Ustaz Yahya Waloni Meninggal saat Khutbah Jumat, Sempat Lemas di Mimbar
-
BPK Ungkap Tunda Bayar Pemprov Riau Capai Rp1,7 Triliun
-
7 Link DANA Kaget Hari Ini Bernilai Rp770 Ribu, Semoga Beruntung!