Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 03 Februari 2021 | 12:59 WIB
Permadi Arya alias Abu Janda. [Suara.com/Arga].

SuaraRiau.id - Permadi Arya atau Abu Janda akhir-akhir ini menjadi sorotan sejumlah kalangan. Aksi figur pegiat media sosial Abu Janda inipun ditanggapi KRMT Roy Suryo.

Pakar telematika dan informatika itu menyimpulkan bahwa kelakuan Abu Janda yang kerap menuai polemik dibayar pakai duit rakyat.

Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu beredar luas sebuah video di media sosial yang secara terang-terangan Abu Janda mengatakan bahwa dia direkrut oleh Jokowi untuk menjadi tim pemenang kampanye Jokowi-Maruf tahun 2018 silam.

Dalam kesempatan itu dia juga menuturkan bahwa upah alias gaji yang diberikan cukup besar. Roy Suryo pun menyimpulkan setidaknya ada dua fakta yang bisa dipetik.

Pertama, kata Roy Suryo, jabatan komisaris BUMN itu adalah ajang untuk membagikan jabatan kepada para Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf.

Kemudian yang kedua, ternyata influencer seperti Abu Janda dan Denny Siregar dibayar pakai duit rakyat.

Tangkapan layar Twitter Roy Suryo tanggapi Abu Janda. [Twitter/@@KRMTRoySuryo2]

Menurutnya transaksi semcam ini sangat mengecewakan banyak pihak lantaran kelakuan influencer bayaran itu saja ugal-ugalan dan berpotensi memecah belah masyarakat.

“Dari pengakuan si Abu Janda @permadiaktivis1 ini setidaknya ada dua fakta, (Pertama) Komisaris-komisaris BUMN adalah (bagi-bagi Jabatan) untuk yang berjuang di TKN. (Kedua) Influencer peliharaan seperti dia (Abu Janda) dan Densi dibayar (pakai Uang Rakyat-Luar B-iasa P-arah / Ugal-ugalan ini kelakuannya …Makin AMBYAR,” kata Roy Suryo Twitter pribadinya dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Rabu (3/2/2021).

Sebelumnya, Permadi Arya alias Abu Janda dikenal sebagai sosok yang acap membela Presiden Jokowi habis-habisan. Bahkan, dia tak segan 'menyerang balik' pihak-pihak yang mencibir kepala negara tersebut.

Meskipun begitu, Abu Janda menolak disebut buzzer Jokowi meski ia bergabung di tim pemenangan Jokowi-Maruf pada Pilpres dua tahun lalu.

Ia mengaku kala itu posisinya sebagai influencer atau orang yang memberikan pengaruh kepada masyarakat.

Disitat dari video berjudul 'Abu Janda soal Rasis dan Islam Arogan' di program Blak-blakan, Abu Janda mengungkapkan, sebelum aktif bermedia sosial dan masuk tim kampanye Jokowi, dia merupakan karyawan perusahaan Jepang.

“Kalau orang bisnis itu istilahnya jebol itu ya pas direkrut sama Pak Jokowi tahun 2018. Kita direkrut setahun sebelum Pilpres. Jadi aku lumayanlah, Alhamdulillah dapetnya (gaji) lumayan. Itu jackpot lah, sebelumnya bisa makan aja udah syukur,” ujarnya, dikutip Selasa 2 Februari 2021.

“Plus gara-gara jadi Timses Jokowi, aku ada peluang untuk itu (pergi ke luar negeri untuk menjadi pembicara). Alhamdulillah, rezekinya lumayan,” sambungnya

Pada kesempatan itu, Abu Janda juga bicara mengenai peluangnya menduduki kursi komisaris BUMN. Sebab, banyak pendukung Jokowi yang belakangan ramai mengisi jabatan tersebut. Pegiat media sosial itu mengatakan tak pernah ditawari kursi komisaris lantaran dia sudah dibayar besar sebagai influencer.

“Kenapa ada yang dapet jabatan komisaris dan enggak? Karena orang-orang yang dapet jabatan komisaris ini adalah orang-orang yang memang berjuang di TKN waktu itu. Kalau aku dan Denny Siregar adalah influencer yang dibayar,” urainya.

Bukan hanya itu, Abu Janda juga memastikan, bayaran yang dia terima selama menjalani tugas tersebut tidak sedikit, alias sangat besar.

Load More