SuaraRiau.id - Wafatnya Sultan Abdul Jalil Muhammad Musyafar Syah atau yang lebih dikenal dengan Tengku Buwang atau Raja Buwang (Sultan Siak ke-II), merupakan isyarat akan terjadinya keguncangan di Siak.
Dikutip dari buku Belanda di Johor dan Siak 1602-1865 terjemahan Wan Ghalib bahwa Raja Buwang dan pengikutnya membunuh 65 orang Belanda di Pulau Guntung Muara Siak pada tanggal 6 November 1759.
Sedangkan, Raja Buwang wafat setahun kemudian setelah peristiwa Guntung yaitu pada 23 November 1760 di Sungai Mempura Siak dan bergelar Marhum Mempura.
Diceritakan perseteruan dua orang anak Raja Kecil tersebab berebut kebesaran negeri yang dibangun oleh ayahnya Raja Kecil Siak.
Hal itu dimanfaatkan oleh Belanda dengan politik adu dombanya guna membalas dendam atas peristiwa penyerangan di Pulau Guntung.
Raja Alam yang tersingkir dari Siak dan menetap di Batu Bara berkali-kali diundang oleh Belanda agar mau bekerjasama menaklukkan Kerajaan Siak, namun ia baru datang memenuhi undangan kehadapan Gubernur Belanda David Boeloen di Melaka pada bulan Desember 1760.
Pertemuan tersebut, Belanda berjanji akan mendudukkan Raja Alam sebagai Raja Siak menggantikan adiknya Raja Buwang yang telah wafat.
Belanda mengakui peristiwa Guntung, mereka tidak mungkin dapat melakukan penyerangan ke Siak tanpa bantuan teman serikat orang Melayu. Raja Alam datang dari Batu Bara ke Melaka dengan sepuluh kapal besar, delapan kapal kecil dengan awak sebanyak 255 orang.
Sementara di Siak, tahta Siak III digantikan oleh Putra Raja Buwang yaitu Raja Ismail atau Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin yang baru berusia sekitar 19 tahun.
Dalam usia yang masih sangat muda menjadi raja Siak, beliau harus menanggung segala konsekuensi sebab akibat atas penyerangan Benteng Pulau Guntung muara siak.
Penunjukannya sebagai Raja Siak sempat dipersengketakan oleh anak Raja Alam yang merupakan sepupunya sekaligus iparnya yaitu Tengku Muhammad Ali (Muhammad Ali kemudian menjadi Sultan Siak ke V).
Muhammad Ali bertindak atas nama ayahnya Raja Alam, dengan menyatakan bahwa sangat adil jika sekarang putra Raja Buwang mengabdi kepada Raja Alam, karena selama ini putra Raja Alam telah pula mengabdi kepada Raja Buwang.
Dengan adanya sengketa antara putra Tengku Buwang dan putra Raja Alam mendatangkan keuntungan bagi Belanda untuk dapat melemahkan sikap menentang dari Kerajaan Siak.
Segala sesuatunya telah pula dipersiapkan Belanda awal tahun 1761 untuk melakukan ekspedisi penyerangan ke Siak bersama angkatan perang Raja Alam dan sekutunya Raja Asahan.
Sehingga, pada 21 Januari 1761 dibuat suatu instruksi oleh Gubernur David Boeloen dan dewan Belanda di Melaka.
Berita Terkait
-
Dibawa Kembali ke Riau, Mahkota Sultan Siak Dibuat Ahli Perhiasan Jawa di Abad 19
-
Hasil PSU di 5 Daerah Kembali Digugat ke MK, KPU RI Tunggu BRPK
-
Pastikan Kesiapan PSU Lancar Sesuai Rencana, Wamendagri Turun Langsung ke Kabupaten Siak
-
Menapaki Rumah Singgah Tuan Kadi, Warisan Sejarah di Tepian Sungai Siak
-
Menyelami Warisan Melayu: Menelusuri Istana Siak yang Megah
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
10 Ide Prompt Gemini AI Tema Hari Pahlawan, Kembali ke Masa Lalu Perjuangan
-
6 Mobil Kecil Bekas Stylish Cocok untuk Mahasiswa dan Kaum Hawa, Mudah Dikendarai
-
5 Link DANA Kaget Terbaru Senilai Rp409 Ribu, Cuan Akhir Pekan
-
5 Mobil Bekas 70 Jutaan untuk Keluarga: Irit, Suku Cadang Mudah Ditemukan
-
Isi Garasi Afni, Bupati Siak yang Semprot Tere Liye Terkait OTT Gubernur Riau