Penunjukannya sebagai Raja Siak sempat dipersengketakan oleh anak Raja Alam yang merupakan sepupunya sekaligus iparnya yaitu Tengku Muhammad Ali (Muhammad Ali kemudian menjadi Sultan Siak ke V).
Muhammad Ali bertindak atas nama ayahnya Raja Alam, dengan menyatakan bahwa sangat adil jika sekarang putra Raja Buwang mengabdi kepada Raja Alam, karena selama ini putra Raja Alam telah pula mengabdi kepada Raja Buwang.
Dengan adanya sengketa antara putra Tengku Buwang dan putra Raja Alam mendatangkan keuntungan bagi Belanda untuk dapat melemahkan sikap menentang dari Kerajaan Siak.
Segala sesuatunya telah pula dipersiapkan Belanda awal tahun 1761 untuk melakukan ekspedisi penyerangan ke Siak bersama angkatan perang Raja Alam dan sekutunya Raja Asahan.
Sehingga, pada 21 Januari 1761 dibuat suatu instruksi oleh Gubernur David Boeloen dan dewan Belanda di Melaka.
Dalam instruksi tersebut dikatakan agar mengirimkan ekspedisi Penaklukan ke Siak.
Ekspedisi terdiri dari empat kapal brigantin dan satu Pencalang diantaranya bernama De Draak, Het Zeepaard, De Vrijhehid, De Buis, Paarl De Amour dan Het Pasgeld.
Ekpedisi itu dipimpin oleh Letnan Laut Buijs dan jurumudi utama Jacob Wiek, Sjouke Jansz, Westerhout dan Hendrick Stuurman untuk menghukum dan mengekang Raja Siak yang bermarkas di Mempura, yang Belanda anggap sebagai Lanun dan Perompak di Selat Melaka yang menggangu pelaut-pelaut Eropa dan cina dan mengganggu alur perdagangan serta membunuh 65 orang Eropa di Pulau Guntung dua tahun sebelumnya.
Hal senada juga dikatakan salah satu pegiat sejarah di Kabupaten Siak, Budi Rahmad Ramadhan menceritakan intruksi penaklukan Kerajaan Siak juga tercatat dalam catatan melayu yang berbentuk syair.
"Peristiwa tentang perang di Siak juga dirangkum dalam sebuah catatan melayu dalam bentuk syair yaitu Syair Perang Siak dan Syair Raja Siak," jelas Budi Rahmad Ramadhan kepada SuaraRiau.id, Kamis (21/1/2021).
Berita Terkait
-
Hasil PSU di 5 Daerah Kembali Digugat ke MK, KPU RI Tunggu BRPK
-
Pastikan Kesiapan PSU Lancar Sesuai Rencana, Wamendagri Turun Langsung ke Kabupaten Siak
-
Menapaki Rumah Singgah Tuan Kadi, Warisan Sejarah di Tepian Sungai Siak
-
Menyelami Warisan Melayu: Menelusuri Istana Siak yang Megah
-
Pro Kontra Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus, Mantan Guru Angkat Bicara
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Fakta-fakta Viral Dugem di Sel: 14 Tahanan Diperiksa hingga Kepala Rutan Pekanbaru Dicopot
-
Kesempatan Ditransfer Ratusan Ribu, Buruan Ambil DANA Kaget Kamis 17 April 2025
-
Dinas PU Siak Dipanggil Buntut Warga Keluhkan Air Minum Berlumpur dan Bau
-
Eks Direktur RSD Madani Pekanbaru Tersangka Dugaan Penipuan Rp2,1 Miliar
-
Sepak Terjang Bastian Manalu, Kepala Rutan Pekanbaru Dicopot Imbas Viral Tahanan Dugem