SuaraRiau.id - Sebuah manuskrip berkaitan dengan sejarah Kesultanan Siak diserahkan Komunitas Pelindung Cagar Budaya Siak (PCBS) kepada Dinas Perpustakaan & Arsip Kabupaten Siak.
Manuskrip berbentuk unik ini diserahkan untuk selanjutnya didata dan direstorasi. Benda tersebut merupakan milik keluarga Ketua PCBS Tatang Syafrawi.
Manuskrip penting itu disimpan secara turun temurun oleh keluarganya.
Saat disaksikan secara bersama kepala Dinas Perpustakaan & Arsip, manuskrip dalam bambu itu masuk dalam kategori umum dan pemerintahan.
Benda itu berisi penunjukan "Penghulu Betung" pada masa itu beserta tugas, wewenang serta batasan-batasan wilayahnya.
Manuskrip itu bertarikh tahun 1302 hijriah atau tahun 1885 masehi dengan cap stempel Sultan Abdul Jalil Saifuddin Syarif Kasim Ba' Alawi atau Sultan Syarif Kasim I.
Jenis kertas belum diketahui dengan ukuran leter, menggunakan aksara Jawi atau tulisan Arab Melayu.
Seperti dikatakan Tatang Syafrawi, penyerahan manuskrip itu untuk didata dan direstorasi atas kemauannya sendiri sebagai pegiat sejarah.
"Mengingat manuskrip ini merupakan arsip penting dan mempunyai nilai sejarah. Kondisinya sudah mulai lapuk, oleh karena itu manuskrip ini perlu direstorasi," jelas Tatang Syafrawi kepada SuaraRiau.id, Sabtu (9/1/2021)
Tatang Syafrawi mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Siak khususnya Dinas Perpustakaan dan Arsip yang telah mengadakan program restorasi arsip-arsip bersejarah.
"Atas nama Komunitas Pelindung Cagar Budaya Siak kami juga ikut mensosialisasikan kegiatan Restorasi Arsip bersejarah," ucapnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang memiliki arsip bersejarah yang berkaitan dengan sejarah Kesultanan Siak untuk bisa datang ke Dinas Perpustakaan dan Arsip guna didata dan direstorasi.
"Percuma kita simpan saja manuskrip penting di rumah, tidak ada artinya, lama-lama kertasnya akan lapuk," pesan Tatang.
"Mengenai kepemilikan setelah direstorasi dan didata, arsip tersebut bisa dibawa pulang kembali. Apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan seperti hilang, musibah banjir atau kebakaran dirumah kita dikemudian hari yang menyebabkan manuskrip musnah, data kita sudah ada dalam bentuk softcopy di Dinas Perpustakaan dan Arsip. Untuk itu kita jangan ragu lagi," tambahnya.
Masih kata Tatang Syafrawi, menurutnya jika ada arsip yang bernilai penting bagi keluarga, negara atau masyarakat lainnya atau layak untuk diteliti sebagai tindak lanjut guna kepentingan sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan tak perlu ditakutkan untuk direstorasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Spesifikasi Lengkap iPhone 17 Series: Kamera, Fitur dan Layar
-
Spesifikasi Honor Magic 8 Pro dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5, Kapan Dirilis?
-
Kabar iPhone 18 Tak Akan Diluncurkan di 2026, Mengapa?
-
5 Prompt Gemini AI Foto Makanan Terbaik, Hasil Dijamin Realistis dan Estetik
-
Perselingkuhan Jadi Alasan Sejumlah ASN Perempuan di Pekanbaru Ajukan Cerai