Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 09 Januari 2021 | 15:47 WIB
Bentuk manuskrip tentang Penunjukan Penghulu Betung beserta tugasnya yang disimpan di dalam sebuah tabung bambu. [Istimewa]

SuaraRiau.id - Sebuah manuskrip berkaitan dengan sejarah Kesultanan Siak diserahkan Komunitas Pelindung Cagar Budaya Siak (PCBS) kepada Dinas Perpustakaan & Arsip Kabupaten Siak.

Manuskrip berbentuk unik ini diserahkan untuk selanjutnya didata dan direstorasi. Benda tersebut merupakan milik keluarga Ketua PCBS Tatang Syafrawi.

Manuskrip penting itu disimpan secara turun temurun oleh keluarganya.

Saat disaksikan secara bersama kepala Dinas Perpustakaan & Arsip, manuskrip dalam bambu itu masuk dalam kategori umum dan pemerintahan.

Benda itu berisi penunjukan "Penghulu Betung" pada masa itu beserta tugas, wewenang serta batasan-batasan wilayahnya.

Manuskrip itu bertarikh tahun 1302 hijriah atau tahun 1885 masehi dengan cap stempel Sultan Abdul Jalil Saifuddin Syarif Kasim Ba' Alawi atau Sultan Syarif Kasim I.

Jenis kertas belum diketahui dengan ukuran leter, menggunakan aksara Jawi atau tulisan Arab Melayu.

Seperti dikatakan Tatang Syafrawi, penyerahan manuskrip itu untuk didata dan direstorasi atas kemauannya sendiri sebagai pegiat sejarah.

"Mengingat manuskrip ini merupakan arsip penting dan mempunyai nilai sejarah. Kondisinya sudah mulai lapuk, oleh karena itu manuskrip ini perlu direstorasi," jelas Tatang Syafrawi kepada SuaraRiau.id, Sabtu (9/1/2021)

Tatang Syafrawi mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Siak khususnya Dinas Perpustakaan dan Arsip yang telah mengadakan program restorasi arsip-arsip bersejarah.

"Atas nama Komunitas Pelindung Cagar Budaya Siak kami juga ikut mensosialisasikan kegiatan Restorasi Arsip bersejarah," ucapnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang memiliki arsip bersejarah yang berkaitan dengan sejarah Kesultanan Siak untuk bisa datang ke Dinas Perpustakaan dan Arsip guna didata dan direstorasi.

"Percuma kita simpan saja manuskrip penting di rumah, tidak ada artinya, lama-lama kertasnya akan lapuk," pesan Tatang.

"Mengenai kepemilikan setelah direstorasi dan didata, arsip tersebut bisa dibawa pulang kembali. Apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan seperti hilang, musibah banjir atau kebakaran dirumah kita dikemudian hari yang menyebabkan manuskrip musnah, data kita sudah ada dalam bentuk softcopy di Dinas Perpustakaan dan Arsip. Untuk itu kita jangan ragu lagi," tambahnya.

Masih kata Tatang Syafrawi, menurutnya jika ada arsip yang bernilai penting bagi keluarga, negara atau masyarakat lainnya atau layak untuk diteliti sebagai tindak lanjut guna kepentingan sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan tak perlu ditakutkan untuk direstorasi.

"Saya yakin Dinas Perpustakaan dan Arsip profesional dalam mengelola arsip-arsip bersejarah sesuai dengan kewenangan undang-undang dan peraturan ANRI," ucap Tatang.

Hal itu disambut hangat Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip kabupaten Siak sangat mengapresiasi hal yang dilakukan oleh Ketua PCBS ini.

"Berarti sosialisasi kita tentang restorasi dan pendataan arsip-arsip bersejarah terkait kesultanan Siak berjalan dengan baik," kata Kadis Perpustakaan dan Arsip Siak, M Arifin.

Arifin mengaku berterimakasih kepada komunitas PCBS. Ia berharap hal semacam ini bisa menjadi contoh kepada masyarakat yang lain yang mempunyai manuskrip-manuskrip penting seperti ini yang berkaitan dengan sejarah Siak.

"Agar dapat datang ke Dinas Perpustakaan & Arsip Kabupaten Siak guna didata dan direstorasi agar lebih tahan lama," tambahnya.

Kontributor : Alfat Handri

Load More