SuaraRiau.id - Pantai utara Pulau Batam, Kota Batam, Kepulauan Riau, kembali dicemari limbah minyak hitam hingga menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Herman Rozie menjelaskan limbah tersebut ada dua tempat dengan panjang kira-kira 1 kilometer (km).
"Yang terdampak terutama wilayah Nuvasa Bay dan Nongsa Pantai, di dua tempat itu sepanjang satu km," terang Herman Rozie dikutip dari Antara, Senin (4/1/2021).
Menurut dia, jenis minyak yang mencemari pantai pada awal tahun 2021 ini relatif berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia mengatakan limbah kali ini lebih encer dan tidak tebal seperti biasanya.
Setiap musim angin utara, daerah pesisir Batam kerap tercemar limbah minyak hitam yang terbawa arus dari laut internasional.
Herman mengatakan, berdasarkan informasi Tim Spill Oil Kepri, limbah itu sepertinya berasal dari alur pelayaran. Namun, ada informasi masyarakat yang menyebutkan minyak hitam dari kapal yang tenggelam.
"Kami tugasnya mengambil sampel, kalau ada kapal yang tertangkap, sampelnya dicocokkan dengan limbah yang diambil," kata dia.
Apabila pembuang limbah tertangkap maka harus mempertanggungjawabkannya, memberikan ganti rugi kepada masyarakat setempat.
Rencananya, Dinas Lingkungan Hidup akan melaksanakan gotong royong membersihkan pantai rakyat bersama masyarakat dan untuk di pantai yang dikelola swasta, pemerintah hanya akan membantu membawanya ke pengelolaan.
Berdasarkan modeling backtracking tumpahan minyak di Batam pada 3 Januari 2020, minyak diperkirakan berasal dari area alur kapal.
Terpisah, Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyatakan meminta aparat terkait di laut mengambil tindakan tegas, agar pembuangan minyak di laut bisa ditangani dengan cepat.
"Mudah-mudahan, instansi di laut, Bakamla, Polair, Syahbandar kami minta koordinasi supaya pembuangan minyak tidak terjadi lagi," kata dia.
Sementara itu, warga Batam, Paul mengeluhkan pencemaran minyak yang terseret juga hingga ke pulau terluar NKRI, Pulau Putri yang berlokasi di seberang Pantai Nongsa.
"Kami pergi memancing di Pulau Putri kemarin, ikan sampai tidak ada karena limbah," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Petani dan Nelayan Kontributor Pembangunan, Ombudsman: Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Sangat Penting
-
NasDem Dukung Kebijakan Prabowo Menghapus Kredit Macet Pelaku UMKM, Petani, dan Nelayan
-
Jerit Nelayan di Proyek Kota Elite: Terhimpit Pembangunan, Terlilit Utang
-
Aksi Puluhan Perahu Nelayan di PIK 2, Desak Prabowo Tak Lanjutkan Kebijakan Jokowi Soal Ini!
-
Tiga Helikopter Hilir Mudik Di Langit Sukabumi, Selamatkan 71 Nelayan Terisolasi Di Perairan Tegalbuleud
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Kasus Polisi Tembak Polisi di Sumbar, Kompolnas Minta Polda Selidiki Penyebab
-
Fadel Sebut Elektabilitas Alfedri-Husni Tertinggi, Singgung Lembaga Survei Tak Kredibel
-
Lewat Vokasi, PHR-Pemprov Riau Sinergi Tingkatkan SDM Masyarakat
-
Belasan Orang Jadi Tersangka Penyerangan Car Wash di Pekanbaru, Dalang Kerusuhan Buron
-
Perusakan Car Wash di Pekanbaru: 4 Orang Ditangkap, yang Lain Masih Diburu