Kegemarannya membaca jugalah yang mengantarkan ia membuat alat ini. Ia mengatakan tidak sengaja menemukan sebuah buku tentang Teknologi Tepat Guna berbahasa Belanda di perpustakaan desa.
Namun ia tidak bisa berbahasa Belanda, akhirnya Sudiyanto meminta bantuan seorang teman yang merupakan pemandu wisata di kawasan Baturraden.
"Waktu itu kebetulan ada petemuan karang taruna di desa, nah kita baca-baca buku ini di perpusdes. Kita menemukan beberapa teknologi tepat guna salah satunya pompa air tenaga air atau Hydrolik Ram Pam. Bahasany Belanda," jelasnya.
Setelah membaca buku tersebut, ia mempraktrikkannya sendiri karena tidak mendapat dukungan dari warga sekitar. Faktor kebutuhan akan air yang mendorongnya berkeinginan untuk membuat alat tersebut.
Bahkan tak sedikit yang mencibirnya, sampai dikatakan gila karena berusaha menyalurkan air ke tempat yang lebih tinggi. Walaupun kesulitan modal, ia akhirnya bisa mengumpulkan uang untuk membeli peralatan sampai Rp 7,5 juta pada waktu itu.
"Kita mencoba dan mencoba, satu bulan belum selesai bahkan ada yang mengatakan kami tidak waras. Karena orang mengambil air kan biasanya dari atas ke bawah, kalau saya dari bawah ke atas. Ada yang sampai mengatakan berani minum air kencing sendiri bila sampai ke sini airnya. Tapi itu malah sebagai penyemangat," ujarnya.
Alat tersebut, kini pun di komersialkan dengan harga yang cukup miring jika dibandingkan dengan keawetan alat dengan minimalnya perawatan.
Bermodalkan besi bekas serta ban mobil bekas yang hanya seharga Rp 300 ribu, bisa dijual seharga Rp 1,75 juta. Terlebih alat ini tidak membutuhkan sumber daya listrik.
"Saya itu jual teknologi nya juga mas, jadi bukan sekedar alat. Jika dibandingkan dengan keawetannya ya sangat sebanding. Karena ini minim perawatan. Bayangkan saja, ini bisa menyalurkan sampai jarak 600 meter dengan ketinggian elevasi 86 meter. Istilahnya saya menciptakan tsunami dalam tabung untuk mengoperasikan alat ini," ujarnya.
Pompa air HySu ini berbeda dengan pompa air hydram pada umumnya, karena pompa air karya Sudiyanto memiliki aliran air yang lebih konstan. Karena diukur dengan kemiringan yang harus sesuai standar.
Berita Terkait
-
Taj Yasin Minta Jaga Kualitas Makanan Program MBG: Bukan Sekadar Bagi-bagi Makan!
-
Gubernur Jateng Bakal Revitalisasi Asrama Haji Donohudan
-
Dongkrak PAD, Pemprov Jateng Gelar Pameran Government Auto Show Ngopeni Nglakoni
-
Pemutihan Pajak Kendaraan Jateng 2025, Kapan Batas Akhirnya?
-
Menangis Bukan Berarti Lemah, 5 Karakter Anime Buktikan Kekuatan Air Mata
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Link DANA Kaget Gratis, Tambahan Modal Jalan-jalan Liburan Akhir Pekan
-
Sambut Hari Kartini, PNM Dukung Perempuan Sehat dan Mandiri sebagai Pilar Indonesia Emas 2045
-
Survei RiauOnline Ungkap Kemampuan Agung Nugroho-Markarius Anwar Pimpin Pekanbaru
-
Fakta-fakta Viral Dugem di Sel: 14 Tahanan Diperiksa hingga Kepala Rutan Pekanbaru Dicopot
-
Kesempatan Ditransfer Ratusan Ribu, Buruan Ambil DANA Kaget Kamis 17 April 2025