Terdeteksi 259 Titik Panas di Riau, Tanda-tanda 'Musim' Karhutla?

Sebanyak 259 berada di Riau yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.

Eko Faizin
Sabtu, 19 Juli 2025 | 10:25 WIB
Terdeteksi 259 Titik Panas di Riau, Tanda-tanda 'Musim' Karhutla?
Terdeteksi 259 Titik Panas di Riau, Tanda-tanda 'Musim' Karhutla? [Suara.com/PMI Kalbar]

SuaraRiau.id - Sejumlah titik panas atau hotspot di beberapa wilayah Riau terdeteksi bermunculan berdasarkan update data BMKG Pekanbaru per Sabtu (19/7/2025).

Dari data tersebut, titik panas meningkat tajam berdasarkan data terbaru yang diperbarui pada Jumat (18/7/2025) pukul 23.00 WIB. 

Dari total 694 hotspot yang terdeteksi di wilayah Sumatera, sebanyak 259 berada di Riau yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.

Titik panas dengan jumlah terbanyak ada di Kabupaten Rokan Hulu dengan 107 titik, disusul oleh Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 95 titik.

Baca Juga:Saatnya Manggala Agni Tak Hanya Memadamkan Karhutla

Lalu Kota Dumai mencatat 17 titik panas, sementara Kabupaten Siak terdapat 15 titik. Kampar dan Pelalawan masing-masing mencatat 10 dan 7 titik.

Sementara Bengkalis mencatat 5 titik, Kuantan Singingi 2 titik dan Indragiri Hulu 1 titik.

Suhu udara di wilayah Riau berkisar antara 23.0 hingga 35.0 derajat Celcius dengan kelembapan udara mencapai 50 hingga 98 persen.

Sedangkan angin bertiup dari arah tenggara hingga barat dengan kecepatan antara 10 hingga 30 km per jam.

Masyarakat pun diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan karena kondisi cuaca yang panas dan kelembapan udara yang relatif tinggi.

Baca Juga:PHR Tingkatkan Kesiapsiagaan Karhutla di Sekitar Daerah Operasi

Pembakaran dapat memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Riau siaga karhutla

Sementara itu sebanyak 12 kabupaten/kota di Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla.

Kepala BPBD dan Damkar Riau, M Edy Afrizal menyatakan langkah ini diambil untuk memperkuat kesiapsiagaan serta mempercepat respons dalam penanganan kebakaran lahan.

Penetapan status siaga darurat ini, menurutnya, merupakan bagian dari strategi antisipatif agar penanganan Karhutla bisa dilakukan dengan cepat dan terkoordinasi, sebelum dampak yang lebih besar terjadi.

"Ini meliputi penguatan koordinasi, mobilitas sumber daya, logistik, dan anggaran, serta memastikan kesiapan peralatan, perlengkapan, dan personel," tegas Edy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini