Dalam momen itu, Gubri Wahid menyatakan posisi geografis Riau yang berbatasan dengan negara lain menjadikannya sebagai jalur strategis bagi peredaran narkoba.
Orang nomor satu di Riau itu menyebut bahwa banyak pelabuhan tikus yang menjadi jalur masuk barang haram tersebut, sehingga pengawasannya perlu diperketat.
"Saya sudah berdiskusi dengan Kepala BIN, dan kita sepakat bahwa salah satu tantangan terbesar di Riau adalah memberantas narkoba. Kita harus berjibaku untuk mengatasi ini," terang Wahid.
Dia juga menegaskan bahwa upaya pemberantasan narkoba harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya oleh penegak hukum, tetapi juga melalui peran aktif masyarakat dan mahasiswa.
Baca Juga:Banjir Jalintim Desa Kemang Pelalawan Sudah Surut, Kendaraan Bisa Melintas
Ia berharap mahasiswa yang hadir dalam forum ini dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarkan pemahaman yang benar di lingkungannya masing-masing.
"Maka kita harus berjibaku, untuk membasmi dan memprioritaskan hal ini. Oleh karena itu, perlu kita kawal, maka jangan hanya soal pemahaman, namun narkoba ini juga menjadi bahagian yang tidak kalah," sebut Wahid.
Lebih lanjut, Wahid juga menyoroti perkembangan terorisme yang masih menjadi ancaman bagi bangsa, terutama akibat pemahaman yang keras dan ekstrem.
Ia menegaskan bahwa pemikiran yang tertutup, dapat memicu gesekan di tengah masyarakat, yang pada akhirnya menimbulkan konflik.
"Dahulu, Riau sering terjadi aksi terorisme. Kepolisian memiliki catatan tersendiri terkait hal ini. Namun, alhamdulillah, indeks kerukunan beragama Riau kini berada di posisi kedua nasional," ungkapnya.
Baca Juga:Eks Anggota Polisi Pekanbaru Ditangkap Terkait Peredaran Narkoba
Wahid menekankan bahwa satu diantara faktor utama yang berperan dalam menjaga persatuan di Riau adalah adanya dialog yang terus dilakukan di berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu, ia sangat mendukung penyelenggaraan acara ini secara rutin.