Puluhan Rumah di Benteng Hulu Siak Kembali Terendam Banjir, Warga Sindir Bupati

Padahal, baru saja pada Januari 2025 rumah warga tersebut juga digenangi banjir.

Eko Faizin
Selasa, 18 Maret 2025 | 15:38 WIB
Puluhan Rumah di Benteng Hulu Siak Kembali Terendam Banjir, Warga Sindir Bupati
Sejumlah rumah warga di Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak kembali terendam banjir. [Suara.com/Alfat Handri]

SuaraRiau.id - Puluhan rumah warga di Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak kembali terendam banjir. Padahal, baru saja pada Januari 2025 rumah warga tersebut juga digenangi banjir.

Seperti dikatakan Sofyan (33), banjir ini sudah kali kedua di awal tahun ini menggenangi rumah-rumah warga. Dia menyampaikan, tidak pernah ada solusi konkret dari pemerintah desa hingga pemerintah daerah terhadap banjir yang kerap dihadapi warga.

"Ini bukan banjir tahunan lagi, tapi sudah setiap bulan banjir. Tak pernah ada solusi dari pemerintah," katanya, Selasa (18/3//2025).

Ditambahkan Sofyan, belum hilang kegelisahan warga yang baru dilanda banjir pada Januari 2025, kini sudah kembali lagi banjir.

Baca Juga:Ribut-ribut PSU Siak: Temuan Money Politic Diplenokan, Tiga Nama Disebut Terlibat

"Baru januari 2025 banjir, ini Maret sudah banjir lagi. Jadi apalah mau dibilang selain bersabar," tambahnya.

Sofyan mengatakan menurunkan alat berat hanya untuk menyenangkan hati masyarakat. Bukan memberikan solusi untuk melakukan pembersihan terhadap saluran drainase yang tersumbat.

"Nurunkan alat berat cuma nyenangkan hati warga aja. Toh nanti banjir lagi. Sebab, parit-parit vital yang tersumbat itu tak pernah dibersihkan," ungkapnya.

Apalagi, lanjut Sofyan, di tengah bulan suci Ramadan yang seharusnya bisa beribadah dengan tenang malah tidak bisa lantaran kepikiran rumah banjir. Selain kebun terendam banjir, mengeluarkan hasil panen juga susah.

"Pak Bupati enaklah bisa beribadah bersama keluarga dengan tenang makan yang cukup dan bergizi, rakyat rumahnya terendam banjir, kebunnya terendam banjir. Sesekali bantu masyarakat, Pak," keluhnya.

Baca Juga:Banjir Jalintim Pelalawan Berangsur Surut, Pengaruh Debit Air PLTA Koto Panjang

Apalagi, di tengah situasi menghadapi Idul Fitri. Belum lagi anak minta baju baru, kue lebaran dan sebagainya.

"Menghadapi lebaran di situasi seperti ini rasanya luar biasa sekali," tuturnya.

Hal senada disampaikan Yogi, yang bekerja sehari hari sebagai tukang panen. Ia menceritakan pada waktu pagi harus berendam di air untuk bekerja memanen sawit.

Yogi bukan memanen sawitnya sendiri, ia hanya menerima upah panen dari pemilik kebun.

"Kalau sudah banjir gini, jam 7 pagi sudah berendam dalam air. Bisa sampai siang kadang sampai magrib baru siap," katanya.

Dalam satu ton, Yogi mendapatkan upah Rp250 ribu hingga Rp300 ribu. Dalam sehari ia bisa memanen hingga 3 ton.

"Kami manen berdua, kadang bertiga, satu ton dibayar Rp250 ribu sampai Rp300 ribu, nanti hasilnya itu kami bagi lah bertiga," beber Yogi.

Namun, tambah Yogi, bukan persoalan  besaran upah yang diterima, tapi situasi banjir yang berkepanjangan menyebabkan banyak kebun tak bisa dipanen lantaran air terlalu dalam.

"Kalau besaran upah tak jadi soal. Tali banyak kebun tak bisa panen lantaran banjir. Kalaupun bisa panen, itu sangat menguras tenaga," kata Yogi.

Kendati demikian, Yogi tetap bersyukur, lantaran ia masih bisa memberi beras untuk keluarganya di rumah.

"Tetap bersyukur aja di situasi ini, jangan sampai nanti kita dibilang pemalas sama keluarga," curhatnya.

Riau Siaga Darurat Hidrometeorologi

Diketahui, Provinsi Riau memperpanjang status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi hingga 31 Maret 2025.

Kepala BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, Surat Keputusan (SK) perpanjangan status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi itu sudah diteken Pj Gubernur Riau Rahman Hadi.

"Dengan begitu, Riau resmi menetapkan status siaga bajir, tanah longsor, dan angin puting beliung hingga 31 Maret," jelas Edy (31/1/2025).

Berdasarkan data BPBD dan Damkar Riau, banjir sudah menggenangi di enam daerah di provinsi tersebut. Daerah-daerah ini yakni Rokan Hulu (Rohul), Pekanbaru, Kampar, Indragiri Hulu (Inhu), Kuantan Singingi (Kuansing) dan Pelalawan.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini