SuaraRiau.id - Dunia pendidikan Riau dihebohkan kabar Rektor Universitas Riau (Unri) Sri Indarti mempolisikan mahasiswanya sendiri bernama Khariq Anhar. Kasus tersebut saat ini ditangani penyidik Polda Riau.
Informasi yang berhasil Suara.com himpun, mahasiswa Unri itu dipolisikan karena dinilai telah menyerang harkat dan martabat Sri Indarti selaku Rektor yang juga pejabat publik lewat unggahan video di akun media sosial Instagram Aliansi Mahasiswa Penggugat (AMP).
Terkait hal tersebut, Rektor Unri Sri Indarti melalui kuasa hukumnya Muhammad A Rauf buka suara. Ia menyebut bahwa saat ini pihaknya masih menunggu proses dari penyidik Polda Riau.
"Sejauh yang kami pahami, pada prinsipnya penyidik menyarankan untuk berdamai. Saat ini katanya sedang proses lidik," katanya, Rabu (8/5/2024).
Rauf menjelaskan bahwa hingga saat ini pihaknya baru membuat pengaduan masyarakat (Dumas) dan bukan laporan polisi ke Direktorat Kriminal Khusus Polda Riau.
"Benar, kami melayangkan Dumas ke akun instagram AMP terkait pasal 27A undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik," ujar Rauf.
Dia menjelaskan bahwa pada saat beredarnya video di media sosial tersebut, kliennya tidak mengetahui siapa yang menjadi subyek dalam video tersebut. Makanya dicari tahun dengan cara mengadukan akun terkait.
"Informasi, ada yang mengatakan pelakunya mahasiswa dan ada juga orang lain yang mengatasnamakan mahasiswa," ungkap Rauf.
Lebih lanjut, ia menyampaikan atas dasar keraguan itulah kliennya berdiskusi dengan pimpinan dan sejumlah ahli hukum UU ITE hingga akhirnya diambil keputusan membuat Dumas tersebut.
"Yang dipersoalkan dalam unggahan tersebut terkait adanya kalimat 'Sri Indarti broker pendidikan' dan disertai gambar wajah klien kami. Hal inilah yang dianggap sudah menyerang harkat dan martabat klien kami," sebut Rauf.
- 1
- 2