Riau Sudah Masuk Musim Kemarau? Begini Penjelasan BMKG

Adapun puncak musim kemarau 2024 diprediksikan terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024.

Eko Faizin
Minggu, 17 Maret 2024 | 11:34 WIB
Riau Sudah Masuk Musim Kemarau? Begini Penjelasan BMKG
Petugas Informasi Iklim BMKG memperlihatkan prediksi musim kemarau di wilayah Indonesia melalui peta pengamatan iklim. [Antara/Laily Rahmawaty]

SuaraRiau.id - Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan memprediksi musim kemarau tahun 2024. Menurutnya, di sebagian besar wilayah Indonesia mundur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Adapun puncak musim kemarau 2024 diprediksikan terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024. Jika dibandingkan terhadap rata-rata klimatologinya (periode 1991-2020), maka awal musim Kemarau 2024 di Indonesia diprediksi Mundur pada 282 ZOM (40%), sama pada 175 ZOM (25%), dan maju pada 105 ZOM (15%).

"Wilayah yang  awal kemaraunya diprediksikan mundur yaitu sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku," sebut Dwikorita, Jumat (15/3/2024).

Dia menambahkan, jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka secara umum Musim Kemarau 2024 diprediksi bersifat normal dan atas normal, masing-masing sebanyak 359 ZOM (51,36%) dan 279 ZOM (39,91%). Namun, terdapat 61 ZOM (8,73%) yang diprediksikan akan bersifat bawah normal. 

Wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal di antaranya sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatera Utara, sebagian kecil Riau, sebagian Kepulauan Bangka belitung dan sebagian Jawa Timur.

Lalu sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah dan sebagian Papua Selatan. 

"Sedangkan, wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di atas normal yaitu sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT," kata Dwikorita.

Kemudian sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur,  sebagian kecil Kalimantan Utara, bagian selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, bagian utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian besar Papua Selatan.

"Sebagian besar wilayah Indonesia sebanyak 317 ZOM (45,61%) akan mengalami puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2024 yaitu meliputi sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua. Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli 2024 sebanyak 217 ZOM (31,22%) dan September 2024 sebanyak 68 ZOM (9,78%)," terangnya. 

Terkait El Nino, Dwikorita menerangkan bahwa hingga awal Maret 2024, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik menunjukkan El Nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59. Sedangkan di Samudra Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD Netral. 

Fenomena El Nino tersebut, kata dia, diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 dan setelah triwulan ketiga (Juli-Agustus-September) 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina-Lemah.

Sementara itu, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diprediksi akan tetap netral setidaknya hingga September 2024. Sedangkan kondisi suhu muka laut di Indonesia, diprediksikan berada dalam kondisi yang lebih hangat, dengan kisaran +0.5 - +2.0 derajat celcius lebih hangat dari kondisi normalnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini