SuaraRiau.id - Kepengurusan Masjid Agung Annur Pekanbaru dikabarkan diterpa persoalan legalitas. Pasalnya, sepekan SF Hariyanto menjabat Pj Gubernur Riau terjadi perombakan kepengurusan yang sebelumnya disahkan Gubernur Riau definitif, Edy Natar Nasution.
Ketua Umum BPMR Annur sebelumnya, drg Burhanuddin MM menyayangkan tindakan SF Hariyanto yang dinilai sembrono. Sang penjabat dituding telah mengobrak-abrik kepengurusan tanpa memikirkan situasi dan tanpa evaluasi yang jelas.
"Awalnya kepengurusan kami dalam surat ketetapan itu lima tahun. Kalau pun ingin dilakukan perombakan, tentunya harus lewat proses ya. Seperti evaluasi, apakah kinerja dari kepengurusan ini bermasalah," kata Burhanuddin dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Minggu (10/3/2024).
Padahal, menurut eks Wakil Ketua Dewan Dakwah Indonesia wilayah Riau itu, pengurus telah membentuk "Fast Respon Team" sebanyak 4 tim, antara lain imaroh, kebersihan dan keindahan, keamanan, dan keuangan.
Masing-masing tim diberi waktu 3 hari untuk melakukan tindakan cepat agar Jumat perdana (26/1/2024), dinyatakan Masjid Annur kembali dibuka untuk umum mulai Sabtu 27 Januari 2024.
Akan tetapi dalam perjalanannya, kepengurusan BPMR Annur yang di-SK-kan oleh Edy Natar tidak bertahan lama.
Kepengurusan BPMR Annur yang bahkan belum seumur jagung, kini mesti berganti lagi dengan struktur yang baru.
Pj Gubernur Riau SF Hariyanto mencabut dan mengubah Pengurus BPMR Annur sebelumnya telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor Kpts. 86/I/2024 tentang Pengurus BPMR Annur Provinsi Riau tahun 2024-2029.
SF Hariyanto kemudian mengubah dengan Keputusan Gubernur Riau ditetapkan di Pekanbaru tanggal 8 Maret 2024. Sekdaprov Riau pun ditunjuk sebagai Ketua Umum BPMR Annur Riau tahun 2024-2029, sesuai Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 290/III 2024.
Menurut Burhanuddin, SF Hariyanto mestinya bisa melihat kondisi Masjid Annur saat ini. Apa yang dilakukan pengurus sebelumnya dalam waktu hanya sebentar, telah membuat perubahan berarti.
"Walaupun baru satu bulan setengah, bisa dilihat hasilnya apa yang sudah dibuat oleh kepengurusan kami. Sekarang masjid sudah ramai, hampir setiap hari ada kegiatan. Dulu Masjid Annur bisa dikatakan seperti bangunan ditinggalkan di tengah hutan, kotor, banyak ilalang, rumput setinggi lutut. Lalu kami bereskan semua, sehingga masjid rapi, bersih dan wangi," ulasnya.
Namun, kata Burhanuddin, tindakan SF Hariyanto yang juga baru dilantik menjadi Pj Gubernur Riau ini malah seolah ingin memecah umat.
SF Hariyanto mengganti seluruh personal dengan pengurus baru tanpa justifikasi.
"Jadi, saya menyebutnya ini bukan BPMR tapi panitia. Bukan sebuah badan, karena baru 53 hari sudah dibubarkan," canda Burhanuddin sambil tertawa tipis.