SuaraRiau.id - Puluhan pejabat di lingkungan Pemprov Riau dilantik pasca sepekan Edy Natar Nasution menjabat menjadi Plt Gubernur Riau menggantikan Syamsuar.
Pelantikan sejumlah pejabat Pemprov Riau ini tentu saja menjadi sorotan publik. Pasalnya, pelantikan pejabat yang baru sepekan dilantik, kemudian dimutasi ke posisi yang berbeda.
Di antaranya Firdaus yang baru saja dilantik Syamsuar menjabat sebagai Kepala UPT Samsat, kini dimutasi menjadi Kepala Bidang Pembinaan Guru Dinas Pendidikan Riau.
Ada juga nama Teguh Ikhsan yang dulunya Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan Dinas Perhubungan Riau kini posisinya sudah digantikan oleh Rionaldi Risti.
Padahal Teguh Ikhsan dilantik Gubernur Syamsuar pada 31 Oktober 2023, kemudian diganti Rionaldi Risti yang dilantik oleh Edy Natar Nasution pada Jumat (9/11/2023).
Ada juga Slamat Haryadi, Kepala Bidang Pembangunan Sumber Daya Industri Kerjasama dan Promosi, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, yang bernasib seperti Teguh. Ia digantikan oleh Tengku Arif Lukman.
Pengamat Politik Aidil ikut menanggapi polemik pelantikan pejabat Riau itu. Menurutnya pelantikan dan mutasi susunan pejabat pada dasarnya adalah hal yang wajar.
Aidil menyebut, pada hakikatnya proses mutasi, yang paling penting adalah bagaimana menempatkan orang yang tepat yang sesuai dengan kompetensinya dan posisi jabatannya.
"Dasarnya tentu melalui pertimbangan jabatan dan kepangkatan. Analisis jabatannya sudah objektif atau belum. Atau malah justru subjektif. Salahkah proses itu? Menurut saya tidak ada yang salah. Hanya saja terkesan aneh dipandang oleh publik," terangnya dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com.
Diketahui sebelumnya, Sekda Riau SF Hariyanto mengungkapkan jika pelantikan para pejabat ini merupakan hal yang biasa bagi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pelantikan tersebut berdasarkan evaluasi terhadap kinerja dan rekam jejak pejabat pada posisinya.
"Pelantikan, rotasi, mutasi itu biasa. Itu merupakan penilaian dari pimpinan terhadap rekam jejak kita, jadi kita saja yang menilainya," kata SF Hariyanto, Jumat (10/11/2023).