SuaraRiau.id - Hujan deras disertai angin kencang mengguyur Kota Pekanbaru pada Sabtu (25/3/2023) sore. Pada terjadi fenomena langka yakni hujan es.
Sejumlah warga mengabadikan dan membagikan fenomena hujan es tersebut di media sosial miliknya. Dalam video dan foto yang dibagikan, nampak butiran es sebesar kelereng.
Forecaster on Duty BMKG stasiun Pekanbaru Yasir Prayuna mengatakan bahwa fenomena hujan es itu terjadi karena pemanasan yang cukup tinggi dimulai dari pagi hingga siang atau sore hari sehingga proses pembentukan awan menjadi masif.
"Ini biasanya terjadi pada masa-masa transisi. Fenomena yang biasa terjadi biasanya angin puting beliung dan hujan es," ujarnya, Sabtu (25/3/2023) malam.
Yasir mengungkapkan bahwa kejadian curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan di beberapa wilayah Riau.
"Kepada masyarakat dan instansi yang terkait agar tetap waspada terhadap terjadinya bencana hidrometeorologis seperti genangan, banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang," imbaunya.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan untuk warga yang tinggal di daerah bertopografi curam, bergunung, tebing atau rawan longsor agar tetap waspada khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.
Diketahui, menilik laman resmi BMKG, fenomena hujan es merupakan salah satu keadaan cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal.
Peristiwa tersebut ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan. Hujan es dapat terjadi dalam periode beberapa menit.
Hujan es biasa terjadi disertai dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat. Fenomena juga bisa terjadi bersamaan dengan kilat atau petir dan angin kencang.
Hujan es lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya, dari musim hujan ke musim kemarau.
BMKG menyebut penyebab terjadinya fenomena hujan es adalah karena dipicu oleh adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan. Hujan es bisa terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus.
Umumnya awan jenis Cumulonimbus memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut. Sehingga hal ini dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.