Selain itu, helikopter juga bolak-balik mengangkut 5.000 air dan menumpahkannya ke sekitar area kebakaran dengan tujuan supaya api tidak meluas ke daerah lain.
Dengan seringnya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau, provinsi ini seharusnnya sudah berpengalaman dalam penanggulangannya, termasuk menangkap para pembakar yang sengaja menarik keuntungan dari kejadian ini, baik itu oknum masyarakat maupun pengusaha.
Sudah sekitar 3 tahun ini bencana karhutla di Riau ini tidak parah seperti tahun-tahun sebelumnya. Bisa jadi hal itu "terbantu" dengan adanya pandemi Covid-19 selama 2 tahun, dan musim hujan yang berlangsung lama dari biasanya.
Pada tahun ini, Covid-19 sudah mulai lenyap dan kemarau kering diprediksi terjadi, potensi karhutla pun sudah harus diantisipasi. Dengan pengalaman yang dimiliki, seharusnya karhutla bisa dicegah tanpa harus menyalahkan kondisi alam. (Antara)