Tentang JEDA, Sebuah Pameran Seni Rupa yang Digelar 12-30 November 2022

Pameran yang diikuti beberapa seniman Pekanbaru tersebut rencananya dibuka dari 12 hingga 30 November mendatang.

Eko Faizin
Minggu, 13 November 2022 | 17:54 WIB
Tentang JEDA, Sebuah Pameran Seni Rupa yang Digelar 12-30 November 2022
Pameran seni rupa bertema JEDA digelar di Galeri Hang Nadim (GHN), Anjungan Kampar di Kompleks Bandar Seni Ali Haji (Bandar Serai) atau purna MTQ Jalan Sudirman Pekanbaru.

SuaraRiau.id - Sebuah pameran seni rupa bertema JEDA digelar di Galeri Hang Nadim (GHN), Anjungan Kampar di Kompleks Bandar Seni Ali Haji (Bandar Serai) atau purna MTQ Jalan Sudirman Pekanbaru.

Pameran yang diikuti beberapa seniman Pekanbaru tersebut rencananya dibuka dari 12 hingga 30 November mendatang.

Kepala GHN, Furqon Elwe dalam menyatakan bahwa jika dianalogikan ekosistem seni rupa adalah sebuah rumah besar dan GHN merupakan kamar yang menjadi bagian dari rumah.

Kepala Galeri Hang Nadim (GHN), Furqon Elwe menjelaskan ke pengunjung pameran seni rupa JEDA di Anjungan Kampar Kompleks Bandar Seni Ali Haji (Bandar Serai) atau purna MTQ Jalan Sudirman Pekanbaru.
Kepala Galeri Hang Nadim (GHN), Furqon Elwe menjelaskan ke pengunjung pameran seni rupa JEDA di Anjungan Kampar Kompleks Bandar Seni Ali Haji (Bandar Serai) atau purna MTQ Jalan Sudirman Pekanbaru.

"Adakalanya sebuah pertanyaan mampu menghentikan gerak kita yang sedang dalam kecepatan penuh." kata kartunis senior Riau saat pembukaan pameran di Anjungan Kampar, Sabtu (12/11/2022) malam.

"Mendadak tersadar, lalu menepi. Berjeda sejenak," sambungnya seolah menganalogikan pameran tersebut.

Diketahui, GHN mengadakan beberapa event dalam kurun waktu enam bulan terakhir diantaranya Pameran Kaligrafi Kontemporer Riau pada April-Mei 2022 dan Art Exhibitions-Bandar Serai Festival pada Juni 2022.

Selain itu ada Pameran Seni Rupa Ketidakseimbangan September 2022 dan Ketidakseimbangan II sekitar Oktober 2022 setra Pameran Seni Rupa JEDA pada 12-30 November 2022.

"Dengan rekam jejak singkat seperti itu, maka setakat ini GHN hanya berani memposisikan diri sebagai 'si orang rumah' yang baru bisa membuat hidangan sahaja di rumah besar tersebut," jelas Furqon.

Baginya, GHN punya keterbatasan yang sementara hanya bisa menghubungkan seniman dengan ekosistem seni.

Furqon pun lalu menganalogikan seniman sebagai petani, nelayan, peternak yang menghasilkan padi, sayur, buah, ikan dan daging terbaik untuk dimasak dan kemudian mencoba menghidangkan menu lezat nikmat serta bergizi kepada tamu rumah besar itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini