Ratusan Sapi di Agam Terserang PMK, Tiga Dilaporkan Mati

Sapi yang mati itu merupakan anak di bawah usia satu tahun dan rentan kematian.

Eko Faizin
Rabu, 08 Juni 2022 | 06:35 WIB
Ratusan Sapi di Agam Terserang PMK, Tiga Dilaporkan Mati
Petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar melakukan pemeriksaan sapi yang terjangkit PMK di Sijunjung. [Dok.Covesia.com]

SuaraRiau.id - Dinas Pertanian Agam, Sumatera Barat (Sumbar) mencatat sebanyak 296 sapi di daerah itu terkonfirmasi virus penyakit mulut dan kuku (PMK) dan tiga sapi dilaporkan mati.

"296 ekor sapi itu tersebar di 12 dari 16 kecamatan di Agam. Ini berdasarkan data perkembangan kasus harian PMK, Selasa (7/6)," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam, Farid Muslim dikutip dari Antara, Selasa (7/6/2022).

Ia mengatakan, ke 296 sapi itu tersebar di Kecamatan Lubukbasung 74 sapi, Tanjungmutiara 46 sapi, Tanjungraya 20 sapi, Palembayan 20 sapi, Ampeknagari empat sapi.

Sementara di Kecamatan Matur delapan sapi, Ampekangkek delapan sapi, Malalak lima sapi, Canduang 29 sapi, Banuhampu satu sapi, Kamangmagek 28 sapi dan Tilatangkamang 10 sapi. "Kecamatan Palupuh, Baso, Ampekkoto dan Sungaipua tidak ditemukan PMK," katanya.

Ia menambahkan, tiga ekor sapi dilaporkan mati tersebar di Tanjungraya satu sapi, Ampeknagari satu sapi dan Kamangmagek satu sapi.

Sapi yang mati itu merupakan anak di bawah usia satu tahun dan rentan kematian.

"Sapi yang mati tidak mendapatkan asuransi," katanya.

Ia mengakui, total sapi yang suspek sebanyak 506 sapi, sakit 270 sapi, sembuh 43 sapi, potongan paksa permintaan dari pemilik lima ekor dan populasi ternak yang terdampak 1.912 sapi.

Untuk meminimalisasi PMK, tambahnya, Tim Unit Reaksi Cepat menyosialisasikan pencegahan agar sapi tidak mengidap PMK dan tidak menular ke sapi lain. Selain memantau dan mengawasi ternak di pasar, Pemkab Agam membentuk Satgas PMK untuk mengkoordinasi pengendalian penyakit PMK di lapangan

Lalu, Tim Unit Reaksi Cepat pada masing-masing Puskeswan dengan tugas utamanya menindaklanjuti laporan masyarakat terkait penyakit PMK, melaporkan setiap hari perkembangan kasus (suspek, konfirm, sakit, sembuh, mati dan potong paksa) dan memberikan vitamin ke sapi yang sakit atau terkonfirmasi

"Saat ini Tim URC masing-masing Puskeswan sudah bekerja maksimal dan laporan penyakit lebih awal akan mempercepat penyembuhan penyakit karena segera tertangani," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini