SuaraRiau.id - Wali Kota Pekanbaru Firdaus beserta lima pejabat lingkungan Pemkot Pekanbaru bakal melakukan kunjungan ke Mesir.
Keberangkatan Firdaus tersebut menuai pro dan kontra. Berbagai kalangan menyayangkan perjalanan dinas di tengah sejumlah permasalahan yang dihadapi warga Pekanbaru.
Pengamat Politik Unri Tito Handoko mengungkapkan bahwa sensitifitas pejabat publik terhadap problem yang dihadapi masyarakat semakin mengkhawatirkan.
"Publik melihat dari sini, karena masalah ini penting. Rasanya di akhir masa jabatan malah makin kurang sensitif," ujar Tito kepada Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Selasa (29/3/2022).
Tito mengatakan masih banyak ditemukan masalah yang dihadapi warga Pekanbaru, namun tak kunjung diselesaikan.
"Malah menggunakan APBD untuk ke Mesir. Banyak masalah yang sebenarnya perlu ditangani segera agar diselesaikan," sayangnya.
Menurut dia, masalah mendasar seperti infrastruktur saja masih semrawut di Pekanbaru.
"Belum lagi sampah, banjir juga tidak selesai. Apalagi soal kelangkaan minyak yang belum selesai," ujar Tito.
Kurangnya sensitifitas pejabat publik ini dengan berbagai alasan kegiatan, bagi Tito, sangat merisaukan warga Pekanbaru.
"Kenapa pejabat publik kurang responsif, tidak turun di tengah masyarakat mencarikan solusi. Malah semakin menoreh luka ke Mesir menggunakan APBD," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Aidil Amri, justru mengungkapkan adanya pemotongan gaji Tenaga Harian Lepas (THL) di saat Firdaus pelesiran ke Mesir.