Namun, dia menyebut keluarganya tidak mengetahui sama sekali bahwa dirinya telah hidup puluhan tahun di hutan.
Seperti dikutip dari Batamnews.co.id--jaringan Suara.com, Oh Go Seng mengaku telah mencoba mencari pekerjaan di Indonesia namun tidak berhasil sehingga harus hidup terpisah dengan keluarganya.
Lansia murah senyum ini menuturkan penghasilannya mulai tersendat sejak pandemi Covid-19 karena dia tidak dapat lagi bekerja membantu pedagang kios pasar malam.
Terkait keberadaan Oh Go Seng, pemerintah Singapura mengambil tindakan cepat dengan menyediakan rumah susun untuknya.
Di usianya yang sudah senja, Oh Go Seng juga telah menemukan pekerjaan baru sebagai seorang tukang kebun di perusahaan hortikultura. Dia dilaporkan dapat menerima gaji bulanan 1.200 Dollar Singapura (Rp 12,8 juta).
Setelah ditemukan Pemerintah, Oh Go Seng pun bisa merayakan makan malam Imlek untuk kali pertama tahun ini tanpa sengatan nyamuk.
Pemerintah Singapura berhasil menghubungi menantu dari mendiang abangnya bernama Lim Kah Choo. Lim terakhir bertemu Oh tiga tahun lalu di pemakaman mertua perempuannya.
Ketika itu Oh Go Seng memberitahu Lim bahwa dia hidup sendiri di kebun. Lim pun tidak terlalu cemas karena dia beranggapan Oh hidup sendiri di sebuah rumah di dekat kebun.
Tapi belakangan, Lim mengaku syok dengan munculnya kabar bahwa Oh Go Seng hidup di hutan.
Perempuan berusia 59 tahun ini lantas dengan sigap menampung Oh sembari menunggu tukang menyelesaikan renovasi rumah susun untuk pria lansia itu.