Jasad Guru Ngaji 17 Tahun Dimakamkan Masih Utuh dan Wangi, Penggali Kubur Terharu

Semasa hidup Muhya merupakan guru mengaji yang berkharisma dan baik kepada semua orang.

Eko Faizin
Rabu, 19 Januari 2022 | 16:24 WIB
Jasad Guru Ngaji 17 Tahun Dimakamkan Masih Utuh dan Wangi, Penggali Kubur Terharu
Ilustrasi pembongkaran makam. [suara.com/Agung Sandy Lesmana]

SuaraRiau.id - Proses pemindahan makam seorang guru ngaji menghebohkan warga Subang, Jawa Barat. Hal itu lantaran jasad guru ngaji utuh meski sudah 17 tahun dikebumikan.

Tak hanya masih utuh, dalam video viral itu, jasad sang guru mengaji berbau wangi saat pembongkaran makam dilakukan.

Jasad tersebut merupakan guru ngaji bernama Muhya. Diketahui, mendiang merupakan salah satu tokoh masyarakat maka makamnya dipindahkan ke Pasirnaan yang lokasinya tidak jauh dari makam pertama.

Makam guru ngaji itu dipindahkan lantaran dinilai kondisinya sudah tidak layak lagi.

Si penggali makam mengatakan dirinya sangat terharu mendapati jasad pria yang merupakan guru ngajinya dulu masih utuh dan bahkan berbau harum saat akan dipindahkan.

"Saya lagi gali kubur saya terharu melihat mayat masih dalam keadaan utuh," ujar Ace Kosasih penggali makam yang merupakan murid mendiang dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Selasa (18/1/2022).

Ace menceritakan awalnya salah satu temannya enggan masuk ke liang tanah untuk membantu mengangkat jenazah lantaran takut dengan bau jenazah.

"Orang pada nggak berani turun katanya takut bau, akhirnya pas saya masuk lihat jasad dan kain kafannya masih utuh rasanya terharu banget dia dulu guru ngaji saya," ujar Ace.

Ia mengatakan kain kafan juga masih utuh dan dalam keadaan baik tidak hanya permukannya yang kotor terkena tanah merah.

"Waktu diangkat kain kafan almarhum utuh, cuma kotor aja." ujarnya.

Lebih lanjut, Ace menyebut bahwa wangi yang menyerupai bunga kasturi tercium dari kain dan jenazah yang ia sentuh.

"Kain kafannya harum kaya dikasih minyak dan baunya seperti minyak kasturi. Itu hanya dirasakan oleh orang yang menyentuh kain kafannya," ujarnya.

Ace pun mengisahkan bahwa dirinya pernah melakukan hal yang sama membantu memindahkan makam orang yang baru meninggal dua tahun. Namun jenazahnya sudah menjadi tulang belulang dan kain kafannya sudah hancur.

"Jika dibandingkan dengan jenazah yang lain, saya pernah memindahkan jasad orang lain yang baru dua tahun meninggal sudah copot tulang-tulangnya (hanya tinggal tulang belulang) dan kain kafannya sudah sobek, habis." terangnya.

Almarhum Muhya Bin Rudia yang merupakan guru ngaji berasal dari dusun Cikaduk kecamatan Tanjung Siang Subang Jawa Barat.

Semasa hidup Muhya merupakan guru mengaji yang berkharisma dan baik kepada semua orang.

"Semasa hidup dia tokoh masyarakat yang baik dan dihormati. Beliau juga meninggal saat dalam keadaan salat Ashar." tegas Ace.

Ia mengungkapkan bahwa seluruh warga kampung belajar mengaji dari almarhum yang semasa hidupnya juga berjualan golok di pasar untuk mencari nafkah.

"Hampir semua warga kampung belajar ngaji sama beliau. Biasanya setelah magrib semua berkumpul. Selama mengajar beliau baik dengan muritd-muridnya. Dia sehari-harinya menjual golok," jelas Ace.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak