SuaraRiau.id - Partai Gerindra kembali mengusung ketua umumnya, Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden (capres) pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
Pengamat politik, Ray Rangkuti menyarankan Gerindra menyiapkan rencana alternatif menghadapi Pilpres 2024.
Menurut Ray, Gerindra setidaknya harus punya dua opsi yaitu selain rencana menjadikan Prabowo Subianto sebagai capres 2024, Sandiaga Uno juga harus jadi alternatifnya.
Ray mengurai dua alasan mengapa Gerindra perlu menyiapkan Sandiaga Uno sebagai plan B.
“Pertama, stagnasi elektabilitas Prabowo yang berkisar hanya 25 persen.” ujar pendiri Lingkar Madani Indonesia itu dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com.
“Tanpa pendamping yang pas, kan Prabowo sebagai pemenang Capres 2024 bisa hilang,” sambung Ray Rangkuti.
Lebih lanjut, ia mengingatkan, sekalipun berpasangan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani, elektabilitas keduanya tidak akan mencapai 40 persen.
Menurutnya, dengan stagnasi seperti ini, Gerindra membutuhkan kerja keras untuk meningkatkannya. Bila tidak ada geliat yang sangat inovatif, kemungkinan terbesar justru stagnan sampai 2004 yang akan datang.
Alasan kedua, adalah figur Sandiaga yang terus mencuri perhatian publik, khususnya di kalangan kaum milenial dan Islam politik.
Kelompok Islam politik boleh jadi meninggalkan Prabowo, tapi tidak sepenuhnya meninggalkan Sandiaga Uno.
“Salah satu indikatornya adalah hasil ijtima ulama bulan lalu, yang kini menjadi polemik di internal Partai Gerindra,” ungkap Ray Rangkuti.
Dikatakannya, sosok Sandiaga juga masih memungkinkan untuk terus menaikkan elektabilitas dan potensial dapat bersaing dengan Ridwan Kamil, Erick Thohir, dan Anies Baswedan.
“Dalam kerangka inilah Gerindra sebaiknya tetap memberi peluang kepada Sandiaga untuk terus meningkatkan elektabilitas,” tegas Ray Rangkuti.