Dianggap Banyak Bikin Kontroversi, Menteri Risma Disebut Layak Di-reshuffle

Ia menilai Risma pantas di-reshuffle lantaran Risma dianggap menjadi beban Kabinet Jokowi, bukan membantu.

Eko Faizin
Selasa, 07 Desember 2021 | 12:26 WIB
Dianggap Banyak Bikin Kontroversi, Menteri Risma Disebut Layak Di-reshuffle
Menteri Sosial Tri Rismaharini. [Suara.com/Dimas]

SuaraRiau.id - Isu reshuffle kabinet Jokowi kembali muncul. Salah satu yang menjadi sorotan terkait reshuffle adalah Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma.

Menteri Risma disebut sebagai sosok yang paling layak di-reshuffle. Hal itu disampaikan pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga.

Ia menilai Risma pantas di-reshuffle lantaran Risma dianggap menjadi beban Kabinet Jokowi, bukan membantu.

Selain itu, Jamiluddin juga menanggap bahwa Risma membuat lebih banyak kontroversi dibanding prestasi selama menjadi Mensos.

“Risma memang selama menjadi Menteri Sosial lebih banyak kontroversialnya dari pada prestasinya,” kata Jamiluddin pada Sabtu (4/12/2021).

“Karena itu, selayaknya Presiden Joko Widodo mengevaluasi Risma,” imbuhnya dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com.

Dikatakan Jamiluddin, menteri yang lebih mengedepankan kontroversi ketimbang prestasi hanya akan menjadi beban negara dan pemerintahan.

Oleh karena itu, Risma yang juga merupakan kader PDIP itu sangat layak untuk didepak dari kabinet Jokowi.

“Risma bukan membantu kabinet Jokowi, tapi justru menjadi beban,” terang Jamiludin.

“Karena itu, Risma tampaknya menteri yang paling layak di-reshuffle,” tambahnya.

Untuk diketahui, selama menjadi Menteri Sosial, Risma memang telah mengundang kritikan beberapa kali.

Beberapa kali, mantan Wali Kota Surabaya ini disoroti dan dikritik karena memarahi dan membentak-bentak bawahan.

Salah satunya adalah ketika mengancam akan mengirim Aparatur Sipil Negara (ASN) tak kompeten ke Papua.

Pernyataannya itu dikritik karena dinilai telah menanggap Papua sebagai tempat pembuangan ASN tidak kompeten.

Terbaru, Risma juga ramai dikritik karena memaksa anak disabilitas Tuli berbicara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini