"Sebaiknya yang OTG ini jangan isolasi di rumah. Kita tetap lakukan testing, tracing dan treatment. Kalau sudah dilakukan tes, maka langkah kita tepat," tutur mantan Bupati Siak itu.
Syamsuar menuturkan, ada penurunan jumlah pasien dirawat di faskes. Saat ini hanya sekitar 27 persen keterisian isolasi di faskes. Pihaknya sudah meminta kepada seluruh bupati dan wali kota. Meskipun kasus turun, kapasitasnya tidak boleh lagi diubah.
"Ini berkaitan dengan keamanan dan isolasi terpusat, tidak penuh lagi. Isolasi terpusat sekarang sudah disiapkan lagi sekian ribu tempat tidur. Itu tidak boleh diubah, karena kita harus siaga seandainya jika dilakukan treatment," paparnya.
Menurutnya, penting kerjasama dari semua komponen dan forkopimda termasuk para relawan yang ada di provinsi Riau ini. Maka ketika terjadi lonjakan semua bisa siap diatasi.
"Jadi tidak ada yang meninggal di mobil atau meninggal karena kekurangan oksigen. Kalau pemerintah saja yang kerja bisa keteteran," ulasnya.
Lanjutnya, upaya lain penanganan yakni vaksinasi. Di Riau sudah 25,8 persen telah vaksin pertama. Kemudian 16,9 persen vaksin dua. Pemerintah Provinsi masih menanti kedatangan stok vaksin dari Kementerian Kesehatan.
Dirinya berterimakasih kepada Badan Nasional Penggalangan Bencana (BNPB) yang telah menyelenggarakan acara. Banyak dari mahasiswa yang ikut jadi relawan.
"Semoga bisa diakokodir. Semakin banyak relawan yang tau, secara tidak langsung bisa berikan edukasi kepada masyarakat," ujar Syamsuar.
- 1
- 2