SuaraRiau.id - Kemerdekaan Republik Indonesia diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Tahun ini, Indonesia memasuki usia ke-76 tahun semenjak kemerdekaan.
Dalam peringatan kemerdekaan RI, momen yang selalu dilakukan adalah pengibaran bendera merah putih yang dilakukan dalam bentuk upacara maupun dipasang di setiap rumah, kantor maupun bangunan tertentu.
Di Istana Asyerayah Alhasyimiyah terdapat bendera merah putih pusaka yang usianya hampir sama dengan bendera pusaka milik Republik Indonesia.
![Istana Siak di Kabupaten Siak. [Suara.com/Alfat Handri]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/18/40995-istana-siak.jpg)
Demikian dikatakan Budayawan Siak Said Muzani. Bendera merah putih yang berada di Istana Siak itu dijahit langsung oleh Tengku Syarifah Fadlun atau dikenal dengan Tengku Mahratu.
"Dahulu pada masa kerajaan memang yang punya mesin jahit ya Istana, jadi Tengku Maharatu lah yang menjahit bendera merah putih itu untuk dikibarkan di Istana Siak sebagai wujud kerajaan Siak bergabung dengan Republik Indonesia," kata Said Muzani kepada SuaraRiau.id.
Dikisahkan Said Muzani, pengibaran bendera merah putih di Istana Siak bukan tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 melainkan pada tanggal 17 Oktober 1945.
Hal itu, kata Muzani, karena terlambatnya kabar kemerdekaan Republik Indonesia sampai ke Istana Kerajaan Siak.
"Alat telekomunikasi di Istana seperti radio diambil Belanda, jadi Sultan Syarif Kasim II memerintah OK Muhammad Jamil untuk menanyakan informasi kemerdekaan itu ke Pekanbaru," jelasnya.
Sesampai di Pekanbaru, kata Muzani, kabar kemerdekaan itu ternyata benar adanya. Sehingga OK Muhammad Jamil pun menyampaikan kembali kepada Sultan bahwa Indonesia telah merdeka.
Bahkan, kata Muzani, OK Muhammad Jamil juga sudah menyaksikan banyak bendera merah putih berkibar di rumah-rumah masyarakat di Pekanbaru.
"Sempat beliau mencari kain merah putih, cuma memang habis karena sudah diborong oleh rakyat di Pekanbaru," ungkapnya.
Pulang ke Siak, OK Muhammad Jamil mengabarkan Sultan Siak bahwa kabar kemerdekaan itu benar adanya.
Sehingga, kata Muzani lebih jauh, Sultan langsung bermusyawarah dengan para punggawa Kerajaan Siak untuk melaksanakan pengibaran bendera merah putih di Istana Siak.
"Atas hal itu, Tengku Syarifah Fadlun yang merupakan permaisuri Sultan Syarif Kasim II menjahit bendera merah putih untuk dikibarkan di Istana Siak. Bendera itulah yang sampai sekarang masih disimpan di Istana Siak," beber Muzani.
![Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/02/09/97432-sultan-syarif-kasim-ii.jpg)
Jika dihitung, bendera itu usianya memang sudah sama dengan usia kemerdekaan Republik Indonesia.
"Berarti kurang lebih sudah hampir 76 tahun usia bendera merah putih di Istana Siak itu," jelasnya.
Sampai saat ini, jika upacara kemerdekaan bendera pusaka tersebut tetap ditampilkan.
"Memang tidak dikibarkan, tapi dia terus jadi penyandang dan ditampilkan setiap upacara 17 agustusan," ungkap Said Muzani.
Tidak sampai disitu, Said Muzani juga mengisahkan bagaimana pidato Sultan Syarif Kasim II saat pengibaran bendera merah putih di halaman Istana Siak.
"Sultan bilang ke Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bahwa ia menitipkan keamanan masyarakat Siak," kata Said Muzani.
Kontributor : Alfat Handri