Megawati Disebut Kesal dengan Sumbar, Pengamat Ungkap Penyebabnya

Pasalnya, Megawati dan juga anaknya, Puan Maharani terkesan selalu memberikan kritik terhadap perpolitikan di Sumbar.

Eko Faizin
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 07:02 WIB
Megawati Disebut Kesal dengan Sumbar, Pengamat Ungkap Penyebabnya
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. [Antara/Izmar Patriski]

SuaraRiau.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai kecewa dan kesal hingga putus asa soal Sumatra Barat (Sumbar).

Hal itu diduga lantaran mayoritas masyarakat Sumbar lebih memilih Partai Keadilan Sosial (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) dibanding PDI Perjuangan.

Pernyataan itu disampaikan pengamat politik Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute), Muhammad Mualimin.

Ia menilai bahwa ada dendam dalam hati anak Presiden pertama itu. Pasalnya, Megawati dan juga anaknya, Puan Maharani terkesan selalu memberikan kritik terhadap perpolitikan di Sumbar.

Mualimin mengungkapkan bahwa sebagai wilayah taklukan Presiden Soekarno, Megawati merasa Sumbar harus hormat dan ikut PDIP sebagai pewaris ideologis Bung Karno.

“Akan tetapi, faktanya dendam dan benci orang Minang pada trah Soekarno sudah mendarah daging,” kata dia pada Jumat (13/8/2021) dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com.

Lebih lanjut, Mualimin menyatakan bahwa dukungan dunia politik Sumbar tidak berkiblat ke PDIP sehingga Megawati agak risau.

“Dukungan orang Minang dialihkan ke partai Islam konservatif seperti PKS dan PAN. Akhirnya suara PDIP selalu rendah di Sumbar,” tuturnya.

Kondisi itu, kata Mualimin, membuat Megawati bingung bagaimana cara untuk mendapatkan hati masyarakat Sumbar.

“Agaknya ini yang bikin jengkel, kesal, dan putus asa dari Megawati-Puan,” katanya.

Mulaimin pun menyimpulkan bahwa kritikan Megawati terhadap Sumbar adalah tanda adanya rasa frustasi PDIP yang selalu gagal meraup suara di Sumbar.

“Dalam psikologis Mega, Sumbar/Minangkabau itu daerah taklukan Bung Karno yang berhasil menumpas PRRI,” sebut Mualimin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak