Mbah Slamet, Masinis Tragedi Bintaro yang Kini Jualan Rokok buat Sambung Hidup

Kecelakaan kereta api tersebut bermula dari kesalahpahaman kepala stasiun Serpong yang memberangkatkan KA 225 dengan tujuan Jakarta Kota.

Eko Faizin
Jum'at, 30 Juli 2021 | 10:05 WIB
Mbah Slamet, Masinis Tragedi Bintaro yang Kini Jualan Rokok buat Sambung Hidup
Slamet Suradio, masinis Tragedi Bintaro 1987. [YouTube Kisah Tanah Jawa]

Setelah menunggu beberapa saat, Slamet akhirnya memberangkatkan kereta sesuai instruksi. Saat perjalanan, Slamet tidak merasa khawatir karena tidak menerima sinyal apapun.

Tidak disangka, alangkah terkejutnya dari arah berlawanan tampak KA 220 dari stasiun Kebayoran. Hal ini membuat Slamet tanpa berpikir panjang langsung menarik rem bahaya.

“Saya terus narik rem bahaya, ternyata gagal, tidak bisa berhenti, tetep terjadi tabrakan,” katanya.

Slamet juga tidak mendapatkan uang pensiun. Untuk menyambung hidupnya, ia kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dengan berjualan rokok di dekat stasiun Kutuarjo.

Tidak hanya kehilangan pekerjaan, sang istri juga memutuskan untuk meninggalkannya meskipun proses persidangan masih berjalan.

Sebuah artikel yang berjudul “Kasni Mencoba Setia” yang tayang di Tabloid Nova bulan April 1988, terungkap bahwa istri Slamet sudah memikirkan untuk berpisah.

Artikel tersebut menyebutkan bahwa hampir dua bulan Slamet berada di Lapas Cipinang, Kasni tidak pernah lupa untuk membawakan makanan.

Slamet juga tidak pernah meminta untuk dibawakan sesuatu. Slamet hanya meminta dibawakan sepatu untuk dipakai saat persidangan, karena sepatu itu adalah sepatu satu-satunya yang ia miliki.

Saat itu, Kasni tidak bisa memenuhi permintaan Slamet. Tetapi, keesokan harinya ketika Slamet dipersidangan untuk pertama kalinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kasni membawakan sepatu yang diinginkan Slamet.

Sejak Slamet tidak bisa bekerja lagi dan terus berada di bawah pengawasan pihak berwajib, Kasni mengaku terpaksa mencari penghasilan tambahan. Slamet dan Kasni memiliki 7 orang anak, meskipun ada yang bukan anak kandung Kasni.

Kasni juga mengakui bahwa saat ia hanya menerima separoh dari gaji yang diterima suaminya, jelas tidak cukup untuk membiayai ketujuh anaknya. Akhirnya, Kasni menikah lagi dengan seorang masinis dan Slamet mencoba untuk mengikhlaskannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini