Ditanya Pilih Pancasila atau Alquran, Jawaban Kapitra Ampera Tak Terduga

Politisi PDI Perjuangan Kapitra Ampera dalam sebuah kesempatan di acara Mata Najwa ditantang menjawab pertanyaan TWK tersebut.

Eko Faizin
Kamis, 03 Juni 2021 | 14:02 WIB
Ditanya Pilih Pancasila atau Alquran, Jawaban Kapitra Ampera Tak Terduga
Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera. (Suara.com/Chyntia)

Lebih lanjut Kapitra mengatakan dirinya akan memilih satu jawaban dari kedua pilihan tersebut yang dinilai paling benar.

Kalau saya pilih Alquran otomatis saya sudah menjalankan Pancasila karena itu produk dari ulama. Tapi kalau saya disuruh memilih saya akan memilih satu pilihan yang akan membawa yang lain jadi pilihan," jawabnya.

Mendengar itu, Najwa Shihab langsung membantah jawaban Kapitra. Menurutnya, pegawai KPK yang dinonaktifkan juga memiliki kedua pilihan tersebut namun tetap dipaksa memilih salah satu jawaban.

"Dan jawaban itu menurut pengakuan pegawai KPK , ketika dia menjawab dua-duanya dia dipaksa memilih salah satu. Ketika dia menjawab Al Quran, entah karena pertanyaan ini atau yang lain, yang jelas dia masuk daftar 75 yang tidak lolos TWK," beber Najwa.

Kapitra hanya bisa menjawab jika TWK juga didesain untuk menguji tingkat intelektual pegawai KPK dalam menjawab pertanyaan itu. Menurutnya, psikologi pegawai KPK akan diuji lewat pertanyaan-pertanyaan seperti itu.

"Jadi di situlah intelektualitas dia untuk keluar dari kemelut. Psikologi orang diuji di situ, ketika dia berada di lingkungan tidak mengenakkan dia bisa keluar enggak? Sebagai pemenang disitu. Ternyata kan tidak," terang Kapitra.

Najwa Shihab sendiri tidak puas dengan jawaban Kapitra. Ia lantas memberikan sindiran menohok mana pegawai yang bisa lolos TWK, apakah menjawab Alquran atau Pancasila.

"Jadi yang menang yang pilih Alquran atau Pancasila nih?," tanya Najwa Shihab sambil tertawa.

Kapitra menjelaskan pastinya ada maksud dari pertanyaan tersebut. Salah satunya adalah untuk menggali psikologi pegawai KPK yang mengikuti TWK.

"Kita kan tidak tahu apa maksud menanyakan itu. Apakah dia ingin menggali psikologi seseorang ketika dia berhadapan dengan hal yang tidak menyenangkan. Bisakah dia memilah antara tugas profesi dan tugas pribadi. Kita kan tidak tahu," jawab Kapitra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini