SuaraRiau.id - Protes perihal kritik pemerintah terus menjadi bahan perbincangan. Baru-baru ini, Ade Armando menyindir keluhan dan keresahan oposisi soal buzzer.
Menurut dia, kubu oposisi dan tokoh non pemerintah belakangan ini protes kritik yang mereka lontarkan diserang buzzer yang diduga membela pemerintah. Saking prihatinnya, mereka sampai meminta Presiden Jokowi menertibkan buzzer. Oposisi ngeluh jadi bulan-bulanan buzzer.
Akademisi Universitas Indonesia itupun sedikit heran, kenapa oposisi malah takut dengan buzzer. Kicuan Ade Armando menyindir oposisi jangan cengeng ini merespons cuitan dari Said Didu.
Tiga hari lalu, Said Sidu berkicau soal keluhan tokoh oposisi terkait sikap pemerintah dan buzzer. Jusuf Kalla disindir lantaran bertanya cara kritik yang aman dari panggilan polisi, Din Syamsuddin yang dilaporkan dengan narasi radikal, Rizal Ramli sampai Susi Pudjiastuti resah dengan opetasi buzzer.
“Jika pak JK @Pak_JK sdh tdk tahu cara kritik yg aman, Pak @kiangiekwik sdh ketakutan, pak @m_dinsyamsuddin sdh seenaknya dicap radikal, pak @RamliRizal pak @sudjiwotedjo Bu @susipudjiastuti jadi bulan2an buzzeRp dan banyak tokoh di bui krn kritik, apakah NKRI msh baik2 saja?” tanya Said Didu di Twitternya dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com.
Kicauan Said Didu itupun lalu direspons Ade Armando dengan nada sindiran gitu.
“Buzzer itu kan masyarakat sipil? Senjatanya cuma tulisan. Masak kubu anti Jokowi segitu lemahnya menghadapi suara warga internet? Jangan cengeng ah!” sindir Ade dikutip Senin 15 Februari 2021.
Untuk diketahui, Ade Armando bilang buzzer itu belum tentu dari pemerintah. Disampaikannya, ada buzzer yang bergerak secara ideologis memperjuangkan nilai-nilai yang mereka yakini, tanpa dibayar pemerintah.
Ade Armando menilai dalam pemerintahan Jokowi ini tidak otoriter seperti yang dikhawatirkan sejumlah pihak. Pengkritik pemerintah dipolisikan bukan karena kritiknya tapi menurutnya karena memang ada unsur pidananya.
Makanya narasi yang meminta Jokowi tertibkan buzzer ini mengherankan baginya. Ade Armando pun mengaku soal buzzer, menurutnya sah saja dalam demokrasi.