Meski Kedelai Langka, Pengusaha Ini Belum Naikkan Harga Tempe Produksinya

Dengan kondisi seperti ini, Juari masih menjual tahu tempe dengan harga normal seperti biasanya.

Eko Faizin
Selasa, 05 Januari 2021 | 20:23 WIB
Meski Kedelai Langka, Pengusaha Ini Belum Naikkan Harga Tempe Produksinya
Juari saat menunjukkan proses pembuatan tempe di tempat usahanya di Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Selasa (5/1/2021). [Suara.com/Alfat Handri]

Ke depan, lanjutnya, jika kondisi seperti ini, Juari mengaku akan menyiasatinya dengan ukuran tempe maupun tahu sedikit diperkecil agar bisa seimbang dengan biaya produksi dan operasional.

"Kita harus menggaji 3 karyawan Rp 180 ribu per harinya. belum biaya transpornya, biaya untuk membeli kayu masaknya," urai Juari.

"Per hari kita menghabiskan Rp 300 ribu lebih hanya untuk operasional dan gaji karyawan," sambungnya.

Untuk pemasaran, Juari sudah punya langganan tetap di pasar dan pedagang yang langsung mengambilnya dirumah.

Harga tempe yang ukuran besar Juari menjual ke pasar dengan harga Rp 7.500, yang sedang Ia jual Rp 2.500, dan yang paling kecil Rp 1.000.

Kendati demikian, kata Juari, untuk produksi tahu tempe yang dibuatnya tidak menurun. Namun, dalam segi keuntungan sangat mengalami penurunan.

"Ya mau tidak mau harus tetap bertahankan, selain menjaga langganan juga harus bertahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi sembako pun harganya naik semua," jelasnya.

Juari berharap pemerintah bisa menormalkan lagi harga kedelai.

"Juga memperhatikan memperhatikan usaha kecil begini," jelasnya.

Diakui Juari, dirinya dan keluarga sering didata soal bantuan dan sebagainya, baik dari tingkat RT hingga Pemerintah Daerah Siak. Namun, bantuan tersebut tidak pernah ia terima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini