Dewi Tanjung soal Demo FPI Cs: Kadrun Cuma Ngomong, Nyali Enggak Ada

Dirinya berpendapat, aksi yang disebut aksi bela nabi itu sejatinya berlebihan dan terkesan tak perlu.

Eko Faizin
Senin, 02 November 2020 | 16:31 WIB
Dewi Tanjung soal Demo FPI Cs: Kadrun Cuma Ngomong, Nyali Enggak Ada
Politikus PDIP Dewi Tanjung berorasi dalam aksi demonstrasi di kawasan patung kuda Arjuna Wiwaha, kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

SuaraRiau.id - Front Pembela Islam (FPI) dan PA 212 yang menggelar aksi mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron, karena dinilai menghina Islam, Senin (2/11/2020).

Aksi ini kemudian ditanggapi politikus PDIP Dewi Tanjung. Dirinya berpendapat, aksi yang disebut aksi bela nabi itu sejatinya berlebihan dan terkesan tak perlu.

Dikutip Suara.com dari Hops.id, dia menantang kelompok seperti FPI dan PA 212, jika benar-benar marah terhadap sikap Emmanuel Macron, mengapa tak sekalian pergi ke Prancis dan berjihad dengan cara berperang?

“Zulkarnaen, Maaher, PA 212, FPI, dan ustaz-ustaz kadrun hanya gede bicara. Mereka enggak berani dan enggak punya nyali pergi perang beneran ke Prancis. Kelompok penjual agama ini hanya jago kandang dan jago keroyokan,” tulis Dewi Tanjung melalui akun Twitter pribadinya, dikutip Senin 2 November 2020.

Lebih lanjut, Dewi juga menjelaskan, berteriak-teriak di depan Kedubes Prancis tidak akan membawa hasil apa-apa, termasuk jika mereka sekadar memboikot produk-produk dari negara tersebut.

Sekali lagi, dia mengingatkan, jika hendak menentang, datanglah ke Prancis untuk berperang.

“Saya mau tantang FPI, PA 212, dan kadrun khilafah yang teriak-teriak boikot produk Prancis, katanya kalian bela Islam dan bela Nabi Muhammad, perang dong ke Prancis sana, bukan hanya berani teriak demo di depan Kedubes Prancis saja. Kadrun bisanya cuma ngomong, tapi nyali enggak ada,” terangnya.

Wanita yang acap bersuara di media sosial itu menambahkan, seandainya ada kelompok Islam yang berniat jihad ke Prancis namun terhalang biaya, dia siap menanggungnya.

Sebab, Dewi penasaran, bagaimana jadinya jika mereka bertempur menghadapi tentara dari negara beribu kota Paris tersebut.

“Saya bisa aja sih ngeberangkatin kadrun-kadrun ke Prancis. Mereka kan selalu teriak-teriak mau jihad, nyali para kadrun ini kalau berhadapan langsung dengan tentara pemerintah Prancis kayak apa? Tapi, saya mikir lagi, uangnya lebih baik saya pakai untuk bangun masjid sama panti asuhan saja,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini