Mengenal Dua Keluarga Bermata Biru, dari Tanah Datar dan Pekanbaru

Tak ada satupun yang berasal dari luar negeri, dan tidak punya riwayat keturunan dari warga berkulit putih atau bermata biru seperti orang dari benua Barat.

Eko Faizin
Kamis, 15 Oktober 2020 | 17:13 WIB
Mengenal Dua Keluarga Bermata Biru, dari Tanah Datar dan Pekanbaru
Keluarga bermata biru Tuti Farini (58) warga Jorong Galanggang Tangah, Nagari Sungayang, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. [Dok Padangkita]

SuaraRiau.id - Tuti Farini (58) warga Jorong Galanggang Tangah, Nagari Sungayang, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) mendadak populer.

Sejak beberapa hari belakangan, kisah dan foto-foto yang menyorot bagian mata anggota keluarga Tuti menghiasi pemberitaan banyak media.

Keluarga ini disebut mengidap Sindrom Waardenburg, kondisi genetik langka yang menyebabkan perubahan pada warna kulit, mata, dan rambut serta bentuk wajah. Di keluarga Tuti, perubahan terjadi pada bagian mata, dan beberapa orang pada bagian rambut. Kondisi itu sudah berlangsung lama, sejak empat generasi.

Selasa (13/10/2020) siang, Padangkita.com (jaringan Suara.com) berkunjung ke rumah Tuti di Jorong Galanggang Tangah.

Awalnya, kata Tuti, kelainan pada mata dan rambut yang dialami anggota keluarganya sempat menjadi bahan candaan atau bulian warga sekitar. Namun, seiring waktu, hal unik dan langka itu berubah menjadi suatu kebanggaan dan ciri khas keluarga besar Tuti Fariani.

Tuti sendiri merupakan seorang guru di salah satu Sekolah Dasar (SD) di daerah Sungai Patai. Dia memiliki mata bewarna biru pada bagian kanan. Keunikan itu, kata dia, diperolehnya sejak lahir yang merupakan turunan dari ibunya sendiri.

Setahu dia, keluarganya bukanlah keturunan blasteran ataupun “indo”. Tak ada satupun yang berasal dari luar negeri, dan tidak punya riwayat keturunan dari warga berkulit putih atau bermata biru seperti orang dari benua Barat.

Yang Tuti ketahui, keunikan itu bermula dari ibu kandungnya, almarhumah Nisma Sulaiman yang lahir pada 10 Oktober 1930. Lalu, Nisma sendiri adalah anak pasangan Jaraniyah (ibu) dan Sulaiman (ayah) merupakan generasi pertama bermata biru.

Nisma melahirkan 9 orang anak, salah satunya Tuti. Saudara Tuti, lima laki-laki dan tiga perempuan. Dari sembilan putra-putri Nisma itu, lima di antaranya mewarisi mata biru bervariasi. Ada yang hanya sebelah, ada pula yang kedua bola matanya bewarna biru.

Di antara yang memiliki mata bewarna biru itu, kata Tuti adalah kakaknya, almarhumah Deswita memiliki mata bewarna biru sebelah kanan. Kemudian Susmeri juga sebelah kanan yang bewarna biru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini