Eufrata menuturkan, rancangan helm tidak boleh mengakibatkan temperatur dalam rongga di antara kepala dan kulit helm meningkat secara tidak normal. Untuk mencegah hal ini dapat dibuat lubang ventilasi pada helm tersebut.
Selain itu, helm itu harus dapat dipasang dengan baik dan tidak bergeser dengan menggunakan sistem pengikat yang ditempatkan di bagian bawah dagu.
"Semua komponen pengikatan ini harus terpasang secara permanen pada helm. Tali pengikat pada dagu harus dapat diatur panjangnya dan dipasang dengan sistem pengunci," tutur Eufrata.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 59 Tahun 2020 yang diterbitkan belum lama lalu mengatur bahwa penggunaan helm bagi pengendara sepeda hanya opsional tergantung dari tujuan bersepeda.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, dalam sosialisasi peraturan bersepeda mencontohkan, bersepeda di dalam kompleks atau hanya dari rumah ke warung mungkin tidak perlu mengenakan helm.
Walaupun bukan keharusan, Kemenhub menyarankan pengendara sepeda. Apalagi saat berkendara di jalan raya, untuk mengenakan helm sebagai bagian dari keselamatan dan keamanan berkendara. (Antara)
- 1
- 2