Eko Faizin
Minggu, 28 September 2025 | 12:38 WIB
Dari Perempuan Desa ke Ekonomi Global, Jejak Pemberdayaan PNM [Dok: PNM]
Baca 10 detik
  • PNM berkomitmen memberdayakan perempuan prasejahtera
  • PNM berhasil melayani lebih dari 13 juta nasabah perempuan
  • PNM tak hanya salurkan pembiayaan, tapi pendampingan usaha dan pelatihan

SuaraRiau.id - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus berkomitmen dalam memberdayakan perempuan prasejahtera melalui akses pembiayaan ultra mikro.

Sejak berdiri pada 1999, PNM konsisten memilih segmen yang kerap belum tersentuh lembaga pembiayaan karena dianggap terlalu kecil dan berisiko tinggi.

PNM membuktikan strategi ini bukan hanya elevan, tetapi juga mampu menjadi fondasi perubahan sosial dan ekonomi.

Melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), PNM menyalurkan pembiayaan tanpa agunan dan berbasis kelompok yang menjangkau jutaan perempuan.

Hingga Agustus 2025, PNM berhasil melayani lebih dari 13 juta nasabah perempuan. Pertumbuhan signifikan ini menjadikan PNM sebagai lembaga pembiayaan perempuan terbesar di dunia, melampaui Grameen Bank di Bangladesh.

Realisasi penyaluran PNM Mekaar terus meningkat. Dari Rp4,2 triliunpada 2017, angka ini melonjak  menjadi Rp68,2 triliun pada 2024, dengan CAGR mencapai 49,2%. Sampai Agustus 2025, PNM sudah menyalurkan Rp43,3 triliun kepada perempuan prasejahtera.

Pada Juni 2025, PNM mencatat sejarah dengan menerbitkan Orange Bonds senilai Rp16 triliun sekaligus Orange Sukuk pertama di dunia.

Penerbitan ini menjadikan PNM pionir dalam instrumen keuangan berkelanjutan, sekaligus menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di panggung global.

Respons investor terhadap Orange Bonds PNM sangat positif. Dalam proses book building hanya delapan hari, seluruh emisi terserap penuh bahkan oversubscribe.

Kupon yang ditawarkan cukup kompetitif, 6,25% untuk tenor 1 tahun, 6,65% tenor 3 tahun, dan 6,85% tenor 5 tahun.

Kepercayaan investor terhadap PNM terlihat dari banyaknya yang memilih tenor jangka panjang, meskipun kondisi pasar global masih penuh ketidakpastian.

"Saya istilahkan mempertemukan Wall Street dengan Backstreet. Modal global bisa langsung menyentuh perempuan miskin di pelosokdesa," ujar Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi.

Bagi PNM, Orange Bonds layaknya simbol dari transformasi pembiayaan sosial yang mengakar di desa, namun mendapat legitimasi pasar modal internasional.

Komitmen PNM melalui Orange Bonds juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi prioritas nasional.

Instrumen inovatif seperti Orange Bonds dari PNM diyakini menjadi solusi dalam menutup kesenjangan pendanaan sekaligus memastikan dampak sosial yang jelas.

Load More