Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 10 Juli 2024 | 16:55 WIB
Mantan Gubernur Riau Syamsuar. [Ist]

SuaraRiau.id - Sosok Syamsuar punya keterikatan emosional terhadap masyarakat Siak. Menjajaki jabatan menjadi Camat Siak hingga menjadi Bupati Siak dua periode menjadi torehan sejarah yang tak terpisahkan dari warga Siak. 

Saat menjabat Gubernur Riau periode 2020-2024, Syamsuar tak melupakan masyarakat Siak yang ikut membesarkannya. Ratusan miliar APBD Pemprov Riau digelontorkan untuk pembangunan di Siak, hingga ke ceruk-ceruk desa. 

Pembangunan yang lakukan Syamsuar tidak hanya terkonsentrasi di pembangunan fisik, Syamsuar juga sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan pendidikan generasi penerus di Kabupaten Siak

Dari data yang berhasil dihimpun Suara.com, pada tahun 2020 Pemprov Riau menggelontorkan anggaran sebesar Rp38.908.600.000 untuk Kabupaten Siak. 

Baca Juga: Syamsuar Segera Ungkap Calon Wakil Gubernur Pendampingnya di Pilgub Riau

Uang sebesar itu, diberikan Pemprov Riau untuk bantuan keuangan (bankeu) di 14 kecamatan di Siak dengan nilai Rp1,4 miliar, bantuan keuangan untuk 9 kelurahan sebesar Rp900.000.000, gaji guru bantu untuk 417 orang sebesar Rp10.008.000.000, bantuan keuangan untuk 122 desa Rp10.370.000.000, dan bantuan keuangan khusus dampak sosial Covid-19 untuk 18.034 kepala keluarga Rp16. 230.600.000.

Di tahun 2021, Pemprov Riau juga menggelontorkan dana sebesar Rp24.376.637.000 dengan rincian untuk bantuan keuangan 14 kecamatan di Siak dengan nilai Rp1,4 miliar, gaji guru bantu untuk 212 orang Rp5.088.000.000, bantuan keuangan untuk 122 desa Rp12.200.000.000, pembangunan puskesmas Lubuk Dalam Rp1.941.997.000, puskesmas Sabak Auh Rp1.826.329.000, dan pembangunan puskesmas Kandis Rp1.920.311.000.

Keberlanjutan pembangunan juga dilakukan pada tahun 2022, tangan dingin Syamsuar kembali menyentuh sendi pembangunan di Siak dengan kucuran dana sebesar Rp29.546.000.000.

Dana tersebut diperuntukkan untuk bantuan keuangan 14 kecamatan di Siak dengan nilai Rp1,4 miliar, gaji guru bantu 188 orang Rp4.440.000.000, pembangunan 75 unit rumah layak huni Rp4.875.000.000 dan bantuan keuangan untuk 122 desa Rp18.831.000.000.

Untuk tahun 2023, dana sebesar Rp29.589.600.000 kembali dikucurkan Pemprov untuk Kabupaten Siak. 

Baca Juga: Terbit Aturan PKPU Baru, Bupati Alfedri Bisa Melenggang ke Pilkada Siak 2024

Hal itu juga digunakan sebagai bantuan keuangan untuk 14 kecamatan di Siak dengan nilai Rp1,4 miliar, bantuan keuangan untuk 9 kelurahan Rp225.000.000, gaji guru bantu sebanyak 95 orang Rp2.280.000.000, pembangunan 5 unit rumah layak huni Rp357.500.000, bantuan keuangan untuk 122 desa Rp25.957.918.000.

Di ujung masa jabatan sebagai Gubernur Riau, perhatian Syamsuar juga tak berhenti untuk Siak. 

Tercatat, tahun 2024 dana sebesar Rp30.220.418.000 kembali dikucurkan untuk Kabupaten Siak dengan rincian bantuan keuangan untuk 14 kecamatan di Siak dengan nilai Rp1,4 miliar, gaji guru bantu sebanyak 95 orang Rp2.280.000.000, pembangunan 50 unit rumah layak huni Rp3.832.800.000, bantuan keuangan untuk 122 desa Rp22.076.800.000.

Semua itu tak lepas dari keinganan Syamsuar agar Kabupaten Siak terus maju.

Dan lompatan tinggi dilakukan Syamsuar dalam memberikan kenyamanan untuk masyarakat Siak, dengan membuka akses jalan Siak-Pekanbaru via PT SIR. Jalan tersebut dapat memangkas jarak yang Siak-Pekanbaru menjadi sangat dekat. 

Yang mulanya memakan waktu 3 hingga 4 jam kini Siak-Pekanbaru via PT SIR dapat ditempuh hanya dengan waktu 1 sampai 2 jam saja. Dengan dekatnya jarak tempuh dan akses jalan yang memadai menjadikan banyak wisatawan yang berkunjung ke Siak. 

Zulfendi salah seorang pekerja buruh di salah satu perusahaan di Tualang mengaku bersyukur atas kebijakan yang dilakukan Syamsuar untuk pembangunan di Siak. 

Diceritakan Zul, sapaan akrabnya, saat ini ia sangat menikmati pembangunan jalan Siak - Pekanbaru via PT SIR dimana jarak antara tempa ia bekerja dengan rumahnya jadi sangat dekat. 

"Sebelum ada jalan tersebut, jujut saya jadi jarang pulang lantaran jarak yang jauh dan harus mengeluarkan banyak biaya untuk transpor. Sekarang jadi sangat dekat dan setiap hari bisa pulang ke rumah," kata Zulfendi. 

Zulfendi mengingat, dulu ia sangat jarang sekali bisa bertemu dengan anak dan istrinya di rumah lantaran bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Dia harus menekan biaya operasionalnya agar anak dan istrinya tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. 

"Dulu jarang jumpa anak. Sepekan paling sekali itupun kalau gak lembur. Sekarang dah bisa setiap hari bercengkrama dengan keluarga," sebutnya.

Kontributor : Alfat Handri

Load More