SuaraRiau.id - Kapal pengangkut 40 ton beras karam di Pantai Beting Beras, Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti pada Kamis (23/5/2024). Akibatnya, bahan pokok tersebut basah.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa pihaknya bakal mengirim stok pengganti 40 ton beras tersebut.
"Saya kira itu adalah bagian dari risiko yang sudah kami perhitungkan. Jadi, segera kami ganti, segera kami kirimkan beras penggantinya," ujarnya, Senin (27/5/2024).
Bayu menyampaikan bahwa insiden tersebut sudah masuk dalam perhitungan Perum Bulog, sehingga pihaknya memastikan bakal mengganti beras yang telah basah tersebut sebanyak 40 ton.
Bayu tidak menjelaskan secara rinci terkait waktu pengiriman beras, namun pihaknya memastikan beras yang telah rusak tersebut akan dikirimkan stok pengganti.
"Tetapi yang jelas untuk kebutuhan masyarakat segera kami ganti dan kami ganti," tegas Bayu.
Menurutnya beras tersebut tidak akan dapat digunakan karena telah terpapar air laut. Sebagai respons, Bulog segera menyusun berita acara terkait penanganan lanjutan terhadap kejadian tersebut.
"Beras yang sudah terendam yang sudah tidak bisa terpakai kita lihat nanti mau diapakan, Nanti kami berita acarakan bagaimana penanganan selanjutnya. Kemungkinan besar (beras 40 ton tersebut) tidak terpakai, sudah tenggelam, jadi sudah rusak," imbuh Bayu.
Sebelumnya, sebanyak 40 ton beras Bulog basah dan terpaksa dievakuasi ke daratan setelah kapal yang membawa kebutuhan pangan masyarakat Kecamatan Pulau Merbau, Kepulauan Meranti tenggelam di Pantai Beting Beras, Kamis (23/5/2024).
"Beras itu semua basah, setelah kapal bermuatan beras tersebut karam, beras di kapal harus dievakuasi secara manual ke daratan," kata Pj Kepala Desa Tanjung Bunga, Toni Anuar, Jumat (24/5/2024).
Menurut Irwin (30), seorang anak buah kapal mengatakan kapal pengangkut beras Bulog itu karam di perairan Desa Kuala Merbau, di Pantai Beting Beras pada Kamis (23/5/2024) pukul 23.00 WIB.
"Beras itu sesuai program Bulog akan disalurkan kepada masyarakat di Desa Kuala Merbau, Desa Tanjung Bunga, Desa Renak Dungun, Desa Baran Melintang, dan Desa Pangkalan Balai," terang dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Bulog Dipimpin Novi Helmy, Ini Kata Ketua Dewan Pakar HKTI Jabar
-
Jenderal Maruli Bantah Pengangkatan Mayjen Novi Jadi Bos Bulog Langgar UU: Sudah Ditinggalin Tentaranya
-
Jenderal Aktif Novi Helmy jadi Bos Bulog Banjir Kritik, DPR Dorong UU TNI Pasal 47 Direvisi
-
Tentara Pimpin Bulog, Kembalinya Dwifungsi TNI di Era Prabowo?
-
Banyak Dinilai Tabrak UU TNI, Syahganda Curiga Ada Unsur Keterpaksaan Mayjen Novi Helmy Jabat Dirut Bulog
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Video Pasien 'Ditolak' Berobat di Siak Ternyata Benar Adanya, Puskesmas: Miskomunikasi
-
Akhir Pelarian Nader Taher, Terpidana Korupsi Rp35 M yang Sempat Ganti Identitas
-
Menteri UMKM Apresiasi BRI yang Tetap Konsisten Mendukung Sektor UMKM
-
Viral Emak-emak di Siak Ditolak Berobat gegara Tak Bawa KTP, Ini Penjelasan Puskesmas
-
Kasus Korupsi Flyover Simpang SKA, Pensiunan PNS hingga ASN PUPR Riau Diperiksa