Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 22 Maret 2024 | 13:26 WIB
Wakapolres Siak Kompol Ade Zaldi (tengah) saat menerangkan kronologis peristiwa terbakarnya pondok pesantren di Siak yang menyebabkan dua santri tewas dan satu orang mengalami luka bakar 40 persen. [Suara.com/Alfat Handri]

SuaraRiau.id - Seorang santri di Siak berinisial EDP (16) tega menghabisi nyawa teman mondoknya dengan cara dibakar gara-gara sakit hati lantaran kerap dipukul dan di-bully (dirundung).

Akibatnya, dua orang santri FT (18) dan NMA (14) tewas karena luka bakar hebat sedangkan SN (16) masih dalam perawatan medis karena luka bakar yang dideritanya.

Wakapolres Siak Kompol Ade Zaldi didampingi Kasatreskrim Iptu Tony Prawira, mengatakan dari hasil introgasi penyidik EDP melakukan aksinya seorang diri. 

"Dari keterangan yang didapat, pelaku sendirian melakukan aksinya. Atas perilakunya dua orang santri tewas satu orang lagi masih dirawat karena luka bakar," ungkap Ade Zaldi, Jumat (22/3/2024). 

Kronologisnya, kata Wakapolres, bermula dari pihaknya mendapatkan laporan dari orangtua santri yang anaknya menjadi korban, Minggu (18/2/2024). 

"Dari laporan orang tua korban, maka tim langsung olah TKP. Dari hasil introgasi, keterangan saksi dan olah TKP maka kami menetapkan EDP sebagai tersangkanya," jelasnya. 

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Siak Iptu Tony Prawira menjelaskan hingga saat ini pelaku masih belum mengakui perbuatannya yang menghilangkan nyawa teman mondoknya. 

Dari serangkaian introgasi pelaku, saksi dan keterangan para ahli polisi berkeyakinan bahwa EDP merupakan pelaku tunggal. 

"Hingga saat ini, pelaku tidak mengakui perbuatanya. Tapi dari hasil olah TKP, rekonstruksi ulang peristiwa, keterangan para saksi dan para ahli membuat kami berkeyakinan bahwa pelakunya adalah EDP," terang Tony. 

Menurutnya, salah satu korban sebelum mengembuskan nafas terakhirnya sempat ditanyai orangtuanya terkait apa yang terjadi. 

Load More