SuaraRiau.id - Komisi Pemilhan Umum (KPU) Riau diminta menghentikan real count karena adanya dugaan kesalahan dalam input data. Hal tersebut disampaikan senator asal Riau, Intsiawati Ayus, Minggu (18/2/2024).
"Yang saya pertanyakan adalah, dimana letak fungsi dari semua institusi dari kegiatan real count ini? Karena saya dapat menyimpulkan ini menyesatkan karena data yang direkap di real count dan di C1 itu tidak sinkron,” ujarnya dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Minggu, 18 Februari 2024.
Intsiawati mengungkapkan data dari laman KPU RI saat ini, pemilih di Rokan Hilir, Kecamatan Batu Hampar, Desa Bantayan Baru, TPS 005, jumlahnya mencapai hampir 3.000 ribu orang di satu TPS.
Sedangkan di Rokan Hilir dan Kota Dumai, terdapat jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Bukit Kapur, TPS 003 sebanyak 1.148 pemilih.
Hal yang sama juga terjadi di TPS 004, Desa Muara Jalai, Kecamatan Kampar Utara, Kampar terdapat jumlah pemilih sebanyak 3.349 orang. Padahal, berdasarkan informasi KPU RI, batas maksimal jumlah pemilih di tiap TPS berjumlah 300 orang.
Intsiawati menyebut jika data yang dihimpun di real count KPU berbeda dengan data yang ada pada lembar C1. Jumlah pemilih di tiap TPS tidak lebih jumlahnya dari 200 hingga 300 pemilih.
"Sementara rekap suara di real count dan lembar C1 jauh selisih jumlahnya, tidak masuk akal. Contoh, ada calon nama A, B dan C kita sandingkan dengan dara C1 jaraknya jauh berbeda, contoh lain, jumlah suara di C1 16 saura, di real count jadi 62 suara," tegasnya.
Lebih lanjut, Intsiawati menuturkan dirinya mendapat data di laman KPU, ada calon mendapatkan jumlah suara di real count 802 suara, namun di lembar C1 hanya mendapat 2 suara.
“Kita ambil contoh ada calon di real count rekapnya 802 suara di C1 hanya 2 suara. Saya sudah mendata hampir di 100 TPS. Contoh lagi, calon dengan jumlah 844 suara di real count, kita buka di C1 hasilnya 0. Fenomennya sama, dan ini menyesatkan,” jelasnya.
Intsiawati pun meminta KPU Riau menghentikan penghitungan suara secara real count untuk menghindari riuh dan kegaduhan.
“Hentikan real count, merusak kebatinan caleg itu sendiri, suasana caleg dan keluarga dan timses. Tujuan pemilu itu jujur dan adil, saat ini riuh dan gaduh,” ujarnya.
“Biar penyelenggara pemilu tenang mengerjakan tahapan pemilu yang sesuai peraturan. Kesalahan ini harus segera dievaluasi, disikapi dan dihentikan,” sambung Intsiawati.
Berita Terkait
-
Senator AS Kecam Niat Ambisius Trump: Gaza untuk Rakyat Palestina, Bukan Turis Miliarder
-
Kenakan Hoodie dan Celana Pendek, Senator Fetterman Curi Perhatian di Pelantikan Trump
-
Jadi Caleg Gagal, Dede Sunandar Nyaman Kerja di Kafe: Ya Mau Gak Mau
-
Mahalnya Ongkos Politik di Pemilu 2024: Caleg Bisa Rogoh Kocek Rp160 M Demi Dongkrak Elektabilitas
-
Bahas Pelecehan Perempuan, Niluh Djelantik Bersyukur Gus Miftah Mundur dari Utusan Khusus Presiden
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Video Pasien 'Ditolak' Berobat di Siak Ternyata Benar Adanya, Puskesmas: Miskomunikasi
-
Akhir Pelarian Nader Taher, Terpidana Korupsi Rp35 M yang Sempat Ganti Identitas
-
Menteri UMKM Apresiasi BRI yang Tetap Konsisten Mendukung Sektor UMKM
-
Viral Emak-emak di Siak Ditolak Berobat gegara Tak Bawa KTP, Ini Penjelasan Puskesmas
-
Kasus Korupsi Flyover Simpang SKA, Pensiunan PNS hingga ASN PUPR Riau Diperiksa