SuaraRiau.id - Akupunktur dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pasien stroke, baik dari segi etiologi maupun simtomatik.
Dari segi etiologi, akupunktur dapat membantu memperbaiki aliran darah ke area otak yang menjadi penyebab stroke, mengurangi penyumbatan pembuluh darah dalam otak, dan mengurangi kerusakan saraf otak.
Selain itu juga dapat mengontrol faktor risiko penyakit stroke seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia dan penyakit jantung.
Akupuntur dapat membantu penyintas stroke terlepas dari kebiasaan buruk seperti kecanduan merokok, gangguan tidur, dan lain-lain.
Demikian dikatakan oleh dokter spesialis akupunktur medik subspesialis akupunktur analgesia dan anestesia di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya dr R. Handaya Dipanegara, M.Kes, Sp. Akp, Subsp. A. A. (K), melansir Antara, Minggu (17/12/2023).
"Seseorang yang sebelumnya pernah mengalami stroke, memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang kembali. Oleh karena itu, menerapkan pola hidup sehat sangat penting untuk dilakukan," katanya.
Dari segi simtomatik, akupunktur dapat membantu mengatasi berbagai keluhan kesehatan lain akibat stroke, antara lain:
- Nyeri kepala akibat peningkatan tekanan intrakranial
- Nyeri otot akibat kekakuan otot
- Disfagia (kesulitan untuk menelan)
- Disfonia (perubahan suara)
- Gangguan kognitif (gangguan daya ingat)
- Insomnia (kesulitan tidur)
- Depresi
- Hemianopia (gangguan penglihatan)
Bukti klinis menunjukkan bahwa akupunktur membantu merangsang berbagai titik di permukaan tubuh untuk menyeimbangkan berbagai fungsi organ.
Akupunktur bekerja dengan menghambat reaksi inflamasi/peradangan pasca iskemik/perdarahan, merangsang pertumbuhan sel-sel saraf dan pembuluh darah, serta memengaruhi kemampuan saraf untuk beradaptasi.
Mekanisme efek pengondisiannya meliputi peningkatan aktivitas antioksidan, pengaktifan reseptor di seluruh sistem saraf dalam tubuh (endocannabinoid), dan mencegah kematian sel-sel.
"Melihat cara kerja dan manfaatnya, akupunktur dapat menjadi salah satu strategi pencegahan dan terapi pemulihan stroke yang menjanjikan. Tentunya, uji klinis lebih lanjut dibutuhkan untuk memberikan bukti yang lebih konfirmatif," katanya.
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Benci Hari Senin: Menguak Mitos 'Monday Blues'
-
Paparan Tambang Ancam Kesehatan, Senyawa Arsenik Mengendap dalam Tubuh Warga
-
Pengguna Asuransi Kesehatan Bayar 10 Persen saat Berobat Berlaku 1 Januari 2026, Begini Ketentuannya
-
Ventilator dan Perawatan Intensif: Kunci Penyelamat Nyawa di Tengah Transformasi Kesehatan Indonesia
-
Skor Indeks Kesehatan Laut Indonesia Anjlok: Ancaman Nyata bagi Masa Depan
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
5 Pilihan Mobil Keluarga Bukan Toyota, Muat 10 Orang Bisa Angkut Banyak Barang
-
Gubri Wahid Bakal Rombak OPD yang Tak Tindaklanjuti Temuan BPK
-
Daftar Skincare Terbaik dengan Glycolic Acid, Lenyapkan Flek Hitam Cegah Penuaan Dini
-
Momen Idul Adha 2025, PHR Salurkan 192 Sapi Kurban di Zona Rokan
-
Cuan Cuti Bersama, 4 Amplop DANA Kaget buat Tambahan Modal Liburan