Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 05 Oktober 2022 | 14:59 WIB
Ade Armando. [Dok.Cokro TV]

Padahal, menurutnya, kepolisian sama sekali tidak melakukan tindakan represif atau pelanggaran kepada suporter Arema.

“Nampaknya ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk pada pihak kepolisian. Marilah kita bersikap objektif,” ungkap Ade Armando.

“Apa sih yang dimaksud dengan tindakan represif, pelanggaran profesionalisme, atau bahkan pelanggaran HAM yang dilakukan kepolisian? Apakah polisi memukuli supporter, menganiaya, menembaki para pendukung Arema? Sama sekali tidak ada,” lanjutnya.

Untuk diketahui, usai dikritik berbagai pihak soal pernyataannya ini, Ade Armando telah memberi klarifikasi melalui kanal YouTube Cokro TV.

“Nampaknya ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk pada pihak kepolisian. Marilah kita bersikap objektif,” kata Ade Armando.

“Apa sih yang dimaksud dengan tindakan represif, pelanggaran profesionalisme, atau bahkan pelanggaran HAM yang dilakukan kepolisian? Apakah polisi memukuli supporter, menganiaya, menembaki para pendukung Arema? Sama sekali tidak ada,” lanjutnya.

Untuk diketahui, usai dikritik berbagai pihak soal pernyataannya ini, Ade Armando telah memberi klarifikasi melalui kanal YouTube Cokro TV.

“Saya tidak pernah menyalahkan keseluruhan supporter Arema sebagai penyebab tragedi. Pada malam itu, ada 42.000 supporter Arema, hanya sekitar 3.000 yang katanya menyerbu ke lapangan,” kata Ade Armando.

“Buat saya, pangkal masalah ada pada 3.000 orang yang melanggar hukum dengan masuk ke lapangan. Itu artinya hanya sebagian, sangat kecil. Saya merasa gara-gara kelakuan sebagian supporter tersebutlah, ada 125 orang Aremania yang tewas,” sebut dia.

Load More