Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 19 Agustus 2022 | 18:54 WIB
Salah satu ABK setelah dievakuasi Tim Basarnas Pekanbaru. [ANTARA/HO-Basarnas Pekanbaru]

SuaraRiau.id - Dua anak buah kapal (ABK) tongkang Royal Palma XVIII meninggal dunia karena kekurangan oksigen pada Kamis (18/8/2022).

Keduanya diketahui beberapa jam terjebak di dalam tangki pelampung kapal di perairan Tembilahan, Indragiri Hilir.

Kepala Kantor Basarnas Pekanbaru I Nyoman Sidakarya menjelaskan kapal tongkang Royal Palma XVIII bertolak dari Palembang menuju Tembilahan dengan membawa tiga ABK.

Ketika sampai di perairan Lingga memasuki wilayah Tembilahan, ketiga ABK bernama Noperhan, Yuslim Patana, dan Eko tersebut turun melakukan pengecekan tangki pelampung tongkang.

"Ketiganya melakukan pengecekan di tangki pelampung tongkang, namun terjebak di dalamnya. Karena kurangnya oksigen, ketiga kru tersebut berusaha keluar," terang I Nyoman.

Pihaknya yang mendapat laporan tersebut segera menuju lokasi dan berusaha mengevakuasi ketiga korban.

Noperhan dan Yuslim berhasil keluar dari tangki pelampung, namun satu kru lainnya yaitu Eko masih terjebak seorang diri.

Namun Noperhan yang telah berhasil keluar tersebut meninggal dunia di atas kap tongkang dalam keadaan lemah karena kehabisan oksigen.

"Yuslim juga keluar dari tongkang dalam keadaan lemah dan segera dibawa ke Puskesmas terdekat. Kondisinya dapat diselamatkan," lanjutnya.

Tak lama kemudian Eko juga berhasil dievakuasi dari dalam tangki. Namun sayangnya serupa dengan Noperhan, ia mengembuskan nafas terakhirnya setelah dikeluarkan.

"Eko sempat dievakuasi oleh tim rescuer pos SAR Tembilahan dari tangki tongkang. Namun kemudian meninggal dunia dan dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan," tegasnya. (Antara)

Load More