Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 13 Agustus 2022 | 09:00 WIB
Warga di Siak membenahi kelapa sawit usai dipanen. [Suara.com/Alfat Handri]

SuaraRiau.id - Pencabutan kebijakan pelarangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sejak 23 Mei 2022 telah berdampak pada membaiknya kinerja ekspor bulanan komoditas perkebunan.

Melansir wartaekonomi--jaringan suara.com--Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit nasional pada Juni 2022 mencapai 2,33 juta ton atau naik sekitar 244% dari realisasi Mei 2022 yang hanya sebesar 678 ribu ton.

Kenaikan ekspor Juni terbesar terjadi pada tujuan Pakistan dari 281 ribu ton menjadi 295 ribu ton, China dari 208,5 ribu ton menjadi 416,2 ribu ton, India 154,5 ribu ton menjadi 212,3 ribu ton dan Afrika dari 156,6 ribu ton menjadi 199,4 ribu ton.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menuturkan konsumsi minyak sawit dalam negeri pada Juni 2022 juga mengalami kenaikan 225 ribu ton menjadi 1.835 ribu ton. Kenaikan terbesar terjadi pada konsumsi untuk biodiesel yaitu sebesar 130 ribu ton menjadi 720 ribu ton, dan untuk pangan naik 97 ribu ton menjadi 934 ribu ton.

Baca Juga: Sopir Cekcok gegara Antrean SPBU Merasa Diserobot, Kejadian di Indragiri Hilir

Produksi CPO pada Juni 2022 juga mengalami kenaikan sekitar 6% menjadi 3.297 ribu ton sedangkan untuk PKO naik menjadi 322 ribu ton.

“Kenaikan produksi CPO sejalan dengan produksi TBS kebun yang sebenarnya sedang menaik, tetapi TBS diolah di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) belum 100% karena tingkat keterisian tangki PKS masih tinggi,”Ucapnya.

Dengan produksi, konsumsi dan ekspor seperti disampaikan di atas, stok akhir Juni diperkirakan mencapai 6.683 ribu ton, lebih rendah dari stok akhir bulan Mei 2022 sebesar 7.233 ribu ton.

Load More